"PDI Perjuangan sudah kurang percaya diri. Baru pertama kali ini PDI Perjuangan mau mencalonkan dari luar internal partai dan melamar kader PPP," ujar pengamat politik Kota Magelang, Eny Boedi Orbawati, kepada detikcom, Selasa (9/1/2018).
Menurutnya, langkah ini juga merupakan respon dinamika politik yang terus berubah setiap waktu. Semua hal yang menjadi tradisi bisa diabaikan sesuai perkembangan politik terbaru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, menurut Eny, dipilihnya Taj Yasin Maimoen sebagai wakil Ganjar adalah untuk penyeimbang kader PDI Perjuangan karena ada yang menganggap bermasalah pada hukum.
"Elektabilitas Ganjar kan tinggi, tapi punya masalah hukum. Sedangkan PDI Perjuangan jarang mengusung kader yang tersandung kasus. Namun karena elektabilitas masih tinggi, Ganjar tetap diusung, tapi wakilnya yang harus dilebarkan, yakni dengan menggandeng kalangan Nahdliyin," urai dosen Fisip Universitas Negeri Tidar ini.
Terkait peluang Sudirman Said yang menggandeng Ida Fauziah, Eny mengaku masih akan melihat perkembangan.
"Kita belum bisa prediksi karena masih awal, dinamika politik juga berubah-ubah tiap menit tiap detik," katanya.
Eny memperkirakan, konstelasi politik di Jawa Tengah tidak akan berpengaruh pada kabupaten/kota karena sudah ada peta masing-masing. Justru, dirinya menilai, kondisi ini akan berdampak pada Pemilihan Presiden 2019 mendatang. (bgs/bgk)











































