Aksi protes ini dilakukan secara spontan. Puluhan petani yang memiliki sawah di wilayah Kelurahan Pasarbatang tiba tiba berinisiatif melakukan aksi protes kepada pemerintah setempat. Alasannya, saluran irigasi yang diandalkan untuk mengairi sawah tidak kunjung teraliri air irigasi, meski sudah memasuki musim hujan.
Tanaman pisang yang tumbub liar di pinggir sawah kemudian dicabut dan ditanam disepanjang saluran irigasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau musim kemarau kami maklum sawah kering. Ini kan musim hujan, tapi petani tetep tidak bisa mendapatkan air irigasi untuk sawah kami," kata Amin usai melakukan aksi.
Tidak adanya air irigasi ini, menurut petani, akan menambah biaya tanam. Karena petani harus mengambil air tanah dengan menggunakan mesin pompa air. Sementara harga panen bawang saat ini sedang anjlok.
"Pemerintah jangan hanya mengurusi saluran di wilayah selatan saja. Kami yang di utara atau di hulu juga harus diperhatikan. Masa musim hujan kaya gini sawah kami kering tidak bisa ditanami," katanya.
Menanggapi aksi protes petani, Kabid Irigasi dan Air Baku Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Tata Ruang Brebes, Muhamad Taulani menjelaskan, saat ini sedang dilakukan perbaikkan di seluruh saluran air di daerah irigasi Sungai Pemali. Imbas dari pekerjaan ini distribusi air irigasi akan mengalami gangguan.
"Untuk memenuhi kebutuhan petani, kami menggunakan sistem bergilir di semua daerah irigasi Pemali. Polanya empat hari mengalir tiga hari mati," ungkapnya. (bgs/bgs)