Stasiun Balapan dan Terminal Tirtonadi hanya berjarak 1,5 km dan dapat dipangkas menjadi 653 meter melalui skybridge. Penumpang juga tidak perlu menambah ongkos ojek atau taksi.
Skybridge dibagi menjadi dua bagian. Bagian Terminal Tirtonadi memiliki panjang 438 meter. Warna biru dengan paduan putih menjadi penanda bagian terminal. Selama melintas di bagian terminal, pengguna skybridge dapat menengok perkampungan warga di Kelurahan Gilingan.
![]() |
Sedangkan bagian Stasiun Balapan ditandai dengan lorong berwarna abu-abu sepanjang 215 meter. Di bagian Stasiun Balapan, pengguna skybridge bisa melihat pemandangan jalur kereta api.
Tentunya tidak sembarangan orang bisa melewati skybridge. Penumpang bus harus menunjukkan tiket kereta api (KA) untuk masuk ke dalam skybridge. Tiket KA dapat dibeli di Terminal Tirtonadi. Sedangkan penumpang dari stasiun dapat langsung masuk ke skybridge dan membeli tiket bus di terminal.
Namun selama enam bulan beroperasi, pengguna skybridge masih relatif sedikit. Baru sekitar 100 orang per hari yang melintasi skybridge, baik dari terminal maupun stasiun.
"Sehari bisa 100 orang, dari terminal ataupun stasiun. Kalau akhir pekan bisa dua kali lipat," kata Kepala Terminal Tipe A Tirtonadi, Didik Tri Margono, Jumat (29/12/2017).
![]() |
Warga Klaten, Annisa, mengaku baru pertama kali menggunakan skybridge. Dari terminal, dia akan menggunakan KA Prameks menuju ke rumahnya.
"Tadi diarahkan petugas untuk lewat sini. Ternyata lebih nyaman, aman, enggak harus naik angkutan umum lagi," ujarnya.
Pengguna skybridge lainnya, Prapto, mengatakan dirinya sempat ditolak masuk skybridge karena belum membeli tiket KA.
"Akhirnya turun lagi ke terminal untuk beli tiket KA Prameks ke Yogyakarta. Sekarang bisa masuk," katanya. (mbr/mbr)