"Kita lihat," ucap Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi kepada wartawan sesuai menghadiri acara I-Talk #1: What We Can Do to Make The World Batter dengan tema Find Your Own Path: Adaptasi Tantangan Global Melalui Aksi Lokal di Auditorium Lantai 4 kampus Fisipol, UGM, Sabtu (16/12/2017).
Namun Retno tidak memperinci apa yang akan dilakukan Indonesia seusai menghadiri KTT Luar Biasa OKI dan bertemu Komisioner Uni Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat kita mulai mendengar (rencana AS), pada satu itu masih belum dikonfirmasikan, itu diplomasi kita sudah mulai bergerak," paparnya.
![]() |
Bahkan, lanjut Retno, tiga jam sebelum AS mengumumkan bahwa mereka mengakui Yerusalem Ibu Kota Israel, pihaknya masih aktif berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri AS. Upaya ini pihaknya lakukan agar AS bersedia mengurungkan niatnya.
"Begitu pengumuman (Presiden Trump) kita intensifkan (usaha), kita dengan berbagai macam hal yang saya kira tidak perlu saya ulangi lagi. Saya ke Amman, kemudian ke Istanbul, kemudian ke Brussel dan sebagainya," jelasnya.
Usaha yang dilakukan Pemerintah Indonesia ini, kata Retno, tak lain untuk menggalang dukungan dunia internasional. Agar negara-negara di dunia mengakui Negara Palestina dan mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
"Dan (meminta dunia internasional) tidak mengikuti jejak Amerika untuk memindahkan kedutaanya dari Tel Aviv ke Yerusalem," pungkas dia. (bgs/bgs)