Mereka adalah dua pria asal Kabupaten Ponorogo, Jatim, yang berencana berjalan kaki menuju Jakarta untuk menemui Presiden Joko Widodo. Dalam perjalanannya, mereka mengkampanyekan gerakan antikorupsi kepada masyarakat.
Rabu (13/12/2017) siang, mereka tiba di Balai Kota Surakarta untuk sekadar mampir bertemu Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo. Namun wali kota belum bisa ditemui karena sedang menggelar rapat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku prihatin terhadap kondisi Indonesia yang darurat korupsi. Dalam perjalanannya kali ini, ia mengenalkan slogan 'Benci Korupsi Adalah Sebagian dari Iman'.
"Kami prihatin dengan kondisi di negara ini karena korupsi sudah mewabah. Hampir semua lini kehidupan terkontaminasi korupsi. Masyarakat semakin pesimis dengan kondisi ini. Harapannya agar masyarakat bisa menata lagi dari bawah," ujarnya.
Rencananya, mereka hari ini melanjutkan perjalanan ke Jakarta melalui jalur Semarang. Puji memperkirakan mereka menempuh perjalanan selama 25 hari terhitung sejak 9 Desember 2017.
Pujiana dan Wakidi kompak mengenakan kaus bergaris warna merah-putih khas pemain reog Ponorogo. Mereka masing-masing menggendong tas ransel.
Selain menggendong tas, Pujiana juga membawa alat pengeras suara yang sesekali ia gunakan untuk berkampanye di tempat umum. Tampak pula sebuah bendera merah putih yang tertancap dari dalam tas Wakidi.
Sehari-hari Pujiana bekerja sebagai tukang ojek yang mangkal di Pasar Soko Ponorogo. Sedangkan Wakidi ialah petani di Desa Wotan, Kecamatan Pulung, Ponorogo.
Meski harus meninggalkan keluarga selama hampir sebulan, dia mengaku mendapat izin dari keluarganya. Menurutnya, sang istri pun mendukung kegiatan Pujiana mengkampanyekan gerakan antikorupsi.
"Minimal dari keluarga kami juga mengajarkan ke anak-anak agar mengetahui mana yang halal dan yang haram. Intinya harus kita kuatkan agamanya," tutupnya. (mbr/mbr)