Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Krido Suprayitno, mengatakan sampai dengan tangal 14 Desember nanti masih tanggap darurat bencana akibat banjir dan longsor yang menerjang DIY beberapa waktu lalu.
Musim hujan masih akan terjadi dan puncaknya diprediksi Februari 2018 sehingga kesiapsiagaan harus dilakukan. Terdapat 1.116 titik yang kemarin terdampak menjadi prioritas pemantauan dan pencegahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya ada 2 titik besar yang bisa menyebabkan pengungsian yakni di Kasongan, Kasihan, Bantul dan Panjatan Kulonprogo. Untuk yang lain masih dalam kelompok kecil.
Sementara itu, terkait dengan penanganan tanggap darurat bencana biaya yang diambilkan dari dana tak terduga mencapai Rp 33,5 miliar untuk seluruh DIY dari kabupaten/ kota dan provinsi. Setiap wilayah besaranya berbeda-beda sesuai kemampuannya. Ada yang Rp 6 M, Rp 3 M, Rp 2 M dan lainya. Dana tak terduga ini akan dioptimalkan untuk penanganan darurat bencana.
"Kekurangan nanti masuk diskema transisi untuk pemulihan baik DSP maupun APBD tahun 2018," katanya.
Dari pemerintah pusat melalui BNPB ada peluang untuk adanya Dana Siap Pakai (DSP) untuk penanganan kedaruratan. Untuk saat ini masih dikalkulasikan baik belanja tidak terduga provinsi atau pusat.
"DSP masih menghitung, DSP dalam konteks pemulihan," kata Krido.
Untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana, tahun depan akan menambah EWS (Early Wraning System) di sejumlah wiilayah terutama wilayah yang kemarin terdampak seperti di Bantul dan Gunungkidul. EWS akan dipasang di 30 titik baru di lokasi yang terkena dampak banjir dan longsor kamerin.
"Sebelumnya sudah ada 189, nanti tambah lagi 30. Yang pasti di Bantul dan Gunungkidul," katanya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini