"Logistik imunisasi kita siap," kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, dr Abednego Dani kepada wartawan di kantornya, Selasa (12/12/2017).
Kondisi warga di Bantul, menurut Abed masih dinyatakan aman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk penanganan satu warga yang suspect Difteri, Dinkes Bantul telah melakukan penyelidikan epidemiologi. Hasilnya tidak ditemukan warga lainnya yang terindikasi terjangkit penyakit serupa.
"Sampai saat ini Bantul masih aman karena memang imunisasinya sangat bagus. Terkait adanya kasus suspect itu, kami tetap menunggu hasil pemeriksaan (dari RS dr Sardjito)," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, seorang pelajar di Bantul dinyatakan suspect difteri. Pelajar ini masih diisolasi di RSUP dr Sardjito Sleman Pasien berstatus pelajar berusia 16 tahun tersebut telah dirawat sejak Minggu (10/12).
Dalam kesempatan ini, Abed mengungkapkan bahwa cakupan imunisasi anak usia sekolah di Kabupaten Bantul tergolong buruk. Salah satu indikasinya yakni masih ada beberapa sekolah terang-terangan enggan melakukan imunisasi MR yang dilakukan beberapa waktu lalu.
"Kalau dari MR kemarin itu ada delapan sekolah, tetapi saya lupa (nama sekolahnya). Mereka enggan ikut imunisasi MR," tuturnya.
Menurutnya, sejumlah sekolah di Bantul ini tidak secara gamblang menolak imunisasi. Melainkan mereka mengembalikan kewajiban memberikan hak kesehatan tersebut imunisasi kepada orangtua masing-masing.
"Terbukti cakupan imunisasi di sekolah itu buruk. Di Bantul ada beberapa (enggan ikut imunisasi). Contoh di Piyungan dulu ada imunisasi susah, sekarang sudah bagus," ungkapnya.
Abed menduga, sejumlah masyarakat yang dinyatakan positi menderita Difteri di sejumlah daerah dulunya tidak mengikuti imunisasi secara lengkap. Bisa tidak melakukan imunisasi saat masih balita maupun ketika saat memasuki usia sekolah.
"Pemberian (imunisasi) Difteri itu kan usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, diulangi lagi di usia 19 bulan, diulangi kelas 1 SD atau umur 7 tahun, dan diulangi di kelas 2 SD umur 8 tahun," jelasnya.
Walaupun terdapat kantong-kantong di beberapa sekolah yang enggan mengikuti imunisasi, menurut Abed secara umum imunisasi di Bantul berjalan cukup bagus. Terbukti sampai saat ini tidak ada warga Bantul yang dinyatakan Difteri. (sip/sip)











































