Icha Selvia, mengalami muntah-muntah dan buang air sejak Jumat petang. Sabtu pagi, bayi tersebut dibawa ke Puskemas Sidamulya oleh Emiti, ibu si bayi. Namun petugas menolak menerimanya. Alasannya, Emiti tidak bisa menunjukkan kartu keluarga (KK) dan Icha belum memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Emiti mengakui bahwa saat datang ke Puskesmas itu dia memang tidak membawa KK. Namun kalaupun dia membawanya, mungkin juga akan dipersoalkan lagi karena nama bayi 7 bulan tersebut memang belum tercatat di KK. Icha juga belum punya KIS karena masih dalam proses. Ketika Suniti hanya menyodorkan KTP, petugas langsung menampik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emiti segera berbalik menuju tempat praktik bidan desa, namun lagi-lagi gagal karena bu bidan sedang tak ada di rumah. Demikian juga ketika dia mendatangi Polindes di balai desa setempat, ternyata juga tutup.
"Saya tidak berani membawa Icha ke rumah sakit karena tidak memiliki biaya cukup, apalagi suami saya tidak ada di rumah karena sedang merantau, kerja di kapal ikan," kata Emiti yang memang berasal dari keluarga tidak mampu.
Kondisi Icha pun semakin lemah karena tidak mendapat pertolongan medis. Bocah ini pun akhirnya meninggal pada Minggu siang dan langsung dikuburkan pada sore harinya di TPU terdekat sore harinya.
Kepala Puskesmas Sidamulya, dr Arlinda, mengakui ada petugasnya yang menolak pasien hanya karena kurang syarat administrasi. Padahal Puskesmas memiliki fungsi kedaruratan yang seharusnya lebih mendahulukan kondisi darurat pasien dibanding kelengkapan administrasi. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini