Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Edhie Sudaryanto mengatakan, pengembangan kedelai tidak cukup hanya meningkatkan luas tanaman dan peningkatan produktifitas saja, tetapi juga diikuti dengan penumbuhan industri pengolahan dan edukasi pada masyarakat.
"Oleh karena itu, kami mendirikan Rumah Kedelai Grobogan (RKG)," kata Edhie kepada detikcom melalui pesan tertulis, Kamis (7/12/2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"RKG diarahkan dapat berperan sebagai Teaching Factory bagi industri rumah tangga dan industri mikro berbasis kedelai lokal, sekaligus menjadi incubator bisnis bagi tumbuhnya industri rumah tangga dan industri mikro berbasis kedelai lokal," tambahnya.
RKG juga memproduksi dan membina UMKM kedelai lokal. Semua produk bahan bakunya kedelai lokal tentunya bukan GMO (Genetically Modified Organisms). GMO adalah kedelai yang telah ditingkatkan kemampuan genetisnya melalui rekayasa genetis.
Pada kesempatan lain, Bupati Grobogan, Sri Sumarni, menyatakan, kedelai lokal saat ini terus saja dikembangkan oleh Pemkab Grobogan.
Menurutnya, pengembangan kedelai lokal ini salah satu tujuannya untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor.
"Langkah ini untuk membuktikan bahwa kualitas varietas kedelai petani Grobogan memang jempolan. Dengan kata lain kedelai Grobogan non GMO yang sehat dikonsumsi. Untuk lahan kedelai kami siap bekerjasama dengan Perhutani dari lahan seluas 20 ribu hektar menjadi 100 ribu hektar," ungkapnya.
![]() |
"Kita dukung penuh upaya swasembada kedelai ini. Tahun ini, areal kedelai kita luasannya tambah 5 kali lipat dari sebelumnya," ucapnya.
Upaya pencapaian swasembada kedelai, membutuhkan komitmen dan kontribusi dari semua pihak terkait, mulai dari hulu sampai hilir.
Ada beragam makanan olahan dari kedelai lokal seperti halnya tempe keripik, roti semprong, brownies dan aneka kue dan cemilan. Beberapa waktu lalu, juga dibuat tempe raksasa dicatat di Museum Rekor Indonesia. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini