"11 orang berstatus mahasiswa, satu orang sudah lulus kuliah," kata kuasa hukum 12 aktivis, Adnan Pambudi ditemui detikcom di Mapolres Kulon Progo, Selasa (5/12/2017).
Pantauan di Mapolres Kulon Progo, ke-12 orang yang diamankan saat ini masih menjalani pemeriksaan di ruang Satreskrim. Identitas mereka yakni Andre, Imam (LPM Ekspresi, Universitas Negeri Yogyakarta), Muslih (FNKSDA, UIN Sunan Kalijaga), Kafabi (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), Rifai (Universitas Mercubuana), Wahyu (UIN Sunan Kalijaga), Fahri (LPM Rhetor UIN Sunan Kalijaga), Rimba (UIN Sunan Kalijaga), Samsul (LFSY Universitas Ahmad Dahlan), Chandra (LFSY Universitas Ahmad Dahlan), Mamat (UIN Sunan Kalijaga), dan Yogi (Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini kita masih menunggu klarifikasi dari polisi, nanti setelah dapat klarifikasi, saya sampaikan ke teman-teman media," ujarnya.
Koordinator Pantauan Lapangan Aliansi Tolak Bandara Kulon Progo, Heronimus Heron mengatakan, saat kejadian sekitar pukul 10.15, para aktivis dan relawan solidaritas aliansi tengah berada di salah satu rumah warga di Desan Palihan. Pemilik rumah tersebut disebutnya belum merelakan rumahnya dirobohkan oleh PT Angkasa Pura I.
Saat itu aparat gabungan TNI/Polri datang dan meminta aktivis agar keluar dari rumah.
"Teman-teman relawan dan jaringan solidaritas sudah sejak tanggal 27 November (2017) di sini, warga sekitar sudah tahu kami di sini, kita tadi juga tidak menyerang, kita hanya bertahan diam tidak melawan," jelasnya.
Dari 12 aktivis yang diamankan polisi, diakuinya ada beberapa orang yang terluka. (sip/sip)











































