"Ini pertama kali di DIY, termasuk di Indonesia, pembentukan Difagana," kata Ketua Difagana DIY, Ely Novita, ditemui detikcom.
Difagana DIY baru dibentuk pada 26 November 2017 beranggotakan 50 orang, di bawah koordinasi Dinas Sosial DIY. Menurut Ely, Difagana dibentuk bertujuan sebagai sahabat sekaligus bersama dengan Taruna Siaga Bencana (Tagana) bersinergi menanganani penanganan kedaruratan kebencanaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simulasi Difagana di peringatan HDI 2017. (Foto: Ristu Hanafi/detikcom) |
Ditambahkannya, seluruh anggota Difagana sebelumnya telah aktif terjun di lapangan melalui lembaga atau komunitas yang juga fokus dalam penanggulangan kebencanaan. Sehingga para anggota Difagana telah memiliki kemampuan masing-masing.
"Tapi tetap ada pelatihan lagi, seperti pengenalan tugas sesuai divisi masing-masing agar benar-benar siap bertugas di lapangan," kata dia sembari menambahkan bahwa ke depan direncanakan Difagana ini akan dibentuk di tiap kabupaten/kota se-DIY.
Simulasi Difagana di peringatan HDI 2017. (Foto: Ristu Hanafi/detikcom) |
Salah seorang anggota Difagana, Parman (40) mengaku dia sejak tahun 2014 telah aktif dalam relawan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) di Bantul.
"Sekarang di Difagana saya bertugas pada layanan dukungan psikososial, pendampingan korban pasca bencana, seperti memulihkan rasa trauma pengungsi bencana," ujarnya.
Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, yang hadir dalam acara tersebut langsung memberikan komentar terkait pembentukan Difagana itu.
"Baru satu-satunya provinsi di Indonesia yang punya tim dari penyandang disabilitas untuk antisipasi dari berbagai resiko bencana. Mudah-mudahan bisa diikuti oleh daerah lain di Indonesia," ujarnya.
(mbr/mbr)












































Simulasi Difagana di peringatan HDI 2017. (Foto: Ristu Hanafi/detikcom)
Simulasi Difagana di peringatan HDI 2017. (Foto: Ristu Hanafi/detikcom)