"Ada bantuan Rp 15 juta per ahli waris. Kami (berikan) kepada ahli waris yang hadir pada hari ini," kata Mensos, Khofifah Indar Parawansa, kepada wartawan sesuai menyalurkan bantuan ke korban banjir di Posko Pengungsian Kebonagung, Bantul, Sabtu (2/12/2017).
Selain korban meninggal, kata Khofifah, sejumlah korban bencana yang aktivitas ekonominya lumpuh juga bisa mendapatkan jaminan hidup (jadup). Jika jadup cair, maka korban banjir akan mendapat bantuan Rp 900 ribu per jiwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara kalau rumah (korban bencana) rusak berat dari Kementrian Sosial bisa sharing budgeting Rp 25 juta. Ini masih menunggu SK bupati terdampak (bencana)," imbuhnya.
Namun Khofifah menegaskan urusan penanggulangan bencana tidak hanya domain Kementrian Sosial. Kemensos, kata dia, hanya mengurusi kluster pengungsian, layanan dukungan psikososial dan logistik.
"Maka kita akan bekerja sesuai klaster itu," pungkasnya.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Dwi Daryanto, menambahkan akibat bencana yang melanda wilayah DIY mengakibatkan 11 warga meninggal. Dari 11 korban jiwa, kata Dwi, tiga diantaranya adalah warga Bantul.
"Korban bencana alam di Bantul tiga orang, karena banjir, tertimpa pohon tumbang dan tertimpa tembok," pungkasnya. (mbr/mbr)











































