Gunungan keluar dari Keraton Kasunanan Surakarta dan tiba di Masjid Agung Surakarta sekitar pukul 11.00 WIB, Jumat (1/12/2017). Setelah didoakan, gunungan ludes tak sampai 10 menit.
Mendapatkan isi gunungan dipercaya bisa mendapatkan berkah dari Tuhan. Oleh karenanya, masyarakat rela berdesakan memperebutkan gunungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama disampaikan seorang warga Boyolali.
"Sudah sering ikut rebutan. Biar dapat berkah, rezekinya lancar, kerjaannya lancar," ujar warga Boyolali, Sutini.
Adapun satu pasang gunungan terdiri dari satu gunungan jaler dan gunungan estri. Jaler berarti laki-laki, bentuknya lancip. Sedangkan estri berarti perempuan, bentuknya seperti kubah.
Gunungan jaler berisi makanan mentah seperti kacang panjang, cabai dan hasil bumi lainnya. Sedangkan gunungan estri berisi makanan matang, seperti rengginang dan ketan.
Gunungan dikirab dari Kori Kamandungan, melewati Sitinggil, masuk ke pagelaran. Kemudian melintasi Alun-alun Lor dan tiba di Masjid Agung Surakarta.
Grebeg Mulud dan sekaten merupakan tradisi Keraton Kasunanan Surakarta untuk memperingati maulid Nabi Muhammad yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiulawal atau 12 Mulud dalam kalender Jawa.
"Keluarnya gunungan ini sebagai wujud rasa syukur raja, sentana dalem dan Keraton Surakarta dalam peringatan kelahiran Nabi Muhammad," kata Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta, KGPH Dipokusumo. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini