"Ada 132 laporan (bencana) di sejumlah kecamatan, tetapi kami belum memperinci secara detail," kata Manager Pusdalops BPBD Bantul, Aka Lukluk Firmansya2 kepada wartawan, Selasa (28/11/2017).
Menurut Aka, akibat bencana ini banyak warga diungsikan. Beberapa titik pengungsian seperti di Desa Sriharjo, Selopamioro, Karangtengah Kecamatan Imogiri, Desa Srimartani Kecamatan Piyungan, Desa Segoroyoso Kecamatan Pleret), dan Desa Muntuk Kecamatan Dlingo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aka melanjutkan, banyak warga terpaksa mengungsi karena di sejumlah titik ketinggian banjir mencapai 1,5 sampai 3,5 meter. Oleh karenanya warga terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Selain banjir, di Bantul juga banyak terjadi longsor seperti di Kecamatan Imogiri, Pundong dan Pleret. Untuk mengantisipasi munculnya korban, BPBD dan kepolisian akhirnya menutup jalan yang dinilai rawan terdampak longsor.
"Seperti Jalan Cino Mati yang menghubungkan Pleret dengan Dlingo ditutup sementara. Karena tebing di kanan-kiri jalan labil dan dikhawatirkan terjadi longsor," tutupnya.
Hingga beberapa desa yang tergenang air, warga mengungsi di sejumlah titik. Di wilayah Imogiri pengungsian ada beberapa titik seperti wilayah Karangrejek, Pusung Growong dan Karang Tengah. Ratusan warga mengungsi di rumah tetangga dan kerabat serta masjid yang tidak tergenang. Rumah warga tergenang akibat luapan Sungai Oya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini