Kalau sedang berkunjung atau melintasi Kabupaten Pati, tak ada salahnya untuk singgah sejenak berwisata kuliner khas di wilayah itu. Salah satunya adalah nasi gandul. Nasi gandul ini resepnya dipercaya telah ada sejak jaman dahulu.
Di Pati ada banyak penjual atau warung yang menyediakan menu nasi gandul. Namun yang dipercaya tempat yang paling asli nasi gandul itu berada di Desa Gajahmati Kecamatan Kota Pati.
![]() |
Kabupaten Pati sendiri berada sekitar 2 jam perjalanan dari Semarang. Warga percaya, resep nasi gandul tidak sembarang orang bisa mengolahnya. Sebab, resep asli dari nasi gandul kebanyakan merupakan warisan turun temurun dari orang tua atau pendahulunya. Sebagian besar orang berjualan nasi gandul juga merupakan generasi penerus sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Nasi gandul merupakan makanan berkuah yang warnanya merah kecoklatan. Saat disajikan, pembeli akan diminta untuk memilih daging jenis apa yang akan digunakan untuk pelengkap. Mulai dari jeroan sapi, daging hingga lidah sapi menjadi menu pelengkapnya.
Kepada detikcom, ia menceritakan menu rahasia dari kelezatan nasi gandul. Sekilas, rasa dari nasi gandul semacam perpaduan antara soto, rawon,dan gulai, namun dengan cita rasa yang lebih kuat dan khas.
"Resepnya ya, semua bumbu dapur apapun itu masuk semua, kecuali kunir (kunyit). Kalau pembagian takarannya ya saya gak bisa jelaskan, karena pakai ilmu kira-kira. Ini kan masakan sudah turun temurun," tuturnya.
Meled mengaku warung nasi gandul miliknya tersebut awalnya dijalankan oleh orang tuanya sejak tahun 1955. Diawali dengan berjualan secara keliling kampung hingga akhirnya diwariskan kepadanya dan memiliki tempat menetap untuk berjualan.
"Dulu kan jualan pakai dunak (bakul besar dari anyaman bambu). Sambil berkeliling desa, pas dipikul nasinya gondal-gandul. Sampailah saat itu ada sosok yang sudah dituakan di Pati yaitu Mbah Rono, menyebut nasi yang gondal-gandul saat dijual itu dinamakan nasi gandul," paparnya.
Kata gandul, merupakan bahasa jawa yang jika diartikan bermakna menggantung. Istilah itulah yang menjadi ciri khas para penjual nasi gandul waktu itu masih menggunakan pikulan untuk berjualan meski sudah memiliki warung tetap.
![]() |
"Ya ciri khasnya ini, ada pikulan, nasinya tetap digandul pakai dunak ini. kalau gak digandul ya bukan nasi gandul," kata Meled.
Selain cita rasanya yang unik, nasi gandul juga memiliki sederet keunikan lainnya. Lauk tempe yang disajikan untuk pendamping nasi gandul memiliki ciri yang berbeda dengan penyajian tempe lainnya.
Saat digigit, tempe dan nasi gandul ini bertekstur lebih keras jika dibanding tempe pada umumnya. Namun, saat dikunyah menjadi pecah dan mudah untuk dicerna.
Disamping itu, penyajian nasi gandul selalu menggunakan selembar daun pisang. Fungsinya untuk menetralisir panas dari masakan agar lebih nikmat saat disajikan.
"Cara goreng tempe kita berbeda, makanya pas matang dia keras, tapi pas dikunyah enak dimulut. Kalau soal daun pisang itu biar panasnya pas, kuas yang diambil dari kuali pasti panas, nah fungsinya biar nasi ini gak terlalu panas juga biar gak cepat dingin," tuturnya.
Kalau anda tengah berliburan di kawasan Pantura, wilayah Pati atau melintas, jangan lewatkan untuk menikmati nasi gandul.
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini