Soal Klitih di Yogya, Mensos: Generasi Zaman Now Harus Tetap Dipandu

Soal Klitih di Yogya, Mensos: Generasi Zaman Now Harus Tetap Dipandu

Usman Hadi - detikNews
Rabu, 15 Nov 2017 18:42 WIB
Mensos Khofifah menyapa warga di Balai Kota Yogyakarta. Foto: Usman Hadi
Yogyakarta - Mensos Khofifah Indar Parwansa angkat bicara soal maraknya kasus klitih di Kota Yogyakarta. Menurutnya untuk mengatasi kenakalan remaja seperti klitih, para remaja sedini mungkin harus mendapatkan panduan orangtua, guru dan lingkungan sekitar.

"Begini, anak-anak remaja, generasi milenial atau generasi kids zaman now itu harus tetap mendapatkan panduan," kata Khofifah seusai menghadiri acara penyaluran bantuan sosial non tunai PKH dan BNPT di Balai Kota Yogyakarta, Rabu (15/11/2017).

Klitih adalah fenomena kekerasan kalangan remaja di Yogyakarta. Biasanya mereka beraksi di malam hari dengan membuat keonaran di jalanan. Parahnya dalam setiap aksinya, pelaku klitih tak segan melukai korban dengan senjata tajam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan ada perilaku-perilaku imitatif (para remaja), dia ikut niru. Kalau dia tidak bisa menirukan (dapat stigma) tidak gaul. Jadi menurut saya, yang senior-senior seperti saya harus mampu masuk dalam dunia kids zaman now," jabarnya.

Untuk mengatasi fenomena seperti ini, kata Khofifah, para orangtua dan para guru juga harus lebih dekat dengan dunia kalangan muda. Supaya mengetahui karakter dan keinginan anak-anak di era kids zaman now ini.

"Kita harus menjadi satu dengan dunia mereka, mencobalah menyelami perubahan-perubahan perilaku, perubahan sikap," kata Khofifah.

Dalam kesempatan ini, Khofifah juga bicara soal mobil anti galau. Namun saat ini Yogyakarta belum memilikinya.

Khofifah melanjutkan, dari kesembilan kota yang sudah tersedia mobil anti galau salah satunya ada di Kota Solo. Di Solo, kata Khofifah, mobil anti galau biasanya beroperasi di Hari Minggu pagi.

"Di Solo kalau Minggu pagi mulai banyak siswa berjejer. Bukan berarti yang berjejer yang mau konsul punya masalah, tetapi ada di antara mereka yang ingin bagaimana prestasi mereka bisa meningkat, kayak begitu," paparnya.

Dia menjelaskan, keberadaan mobil anti galau ini ditujukan untuk menjadi tempat konsultasi mereka-mereka yang sedang galau. Supaya mereka yang sedang galau tersebut tidak salah mengambil tindakan.

"Mereka bisa konsultasi, ketemu konseler. Kemudian mereka akan menemukan solusi, sehingga jangan mereka terjebak pada satu mungkin frustrasi, kegalauan sesaat, akhirnya solusi yang diambil justru kontra produktif," pungkas Khofifah. (sip/sip)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads