"Begini, anak-anak remaja, generasi milenial atau generasi kids zaman now itu harus tetap mendapatkan panduan," kata Khofifah seusai menghadiri acara penyaluran bantuan sosial non tunai PKH dan BNPT di Balai Kota Yogyakarta, Rabu (15/11/2017).
Klitih adalah fenomena kekerasan kalangan remaja di Yogyakarta. Biasanya mereka beraksi di malam hari dengan membuat keonaran di jalanan. Parahnya dalam setiap aksinya, pelaku klitih tak segan melukai korban dengan senjata tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatasi fenomena seperti ini, kata Khofifah, para orangtua dan para guru juga harus lebih dekat dengan dunia kalangan muda. Supaya mengetahui karakter dan keinginan anak-anak di era kids zaman now ini.
"Kita harus menjadi satu dengan dunia mereka, mencobalah menyelami perubahan-perubahan perilaku, perubahan sikap," kata Khofifah.
Dalam kesempatan ini, Khofifah juga bicara soal mobil anti galau. Namun saat ini Yogyakarta belum memilikinya.
Khofifah melanjutkan, dari kesembilan kota yang sudah tersedia mobil anti galau salah satunya ada di Kota Solo. Di Solo, kata Khofifah, mobil anti galau biasanya beroperasi di Hari Minggu pagi.
"Di Solo kalau Minggu pagi mulai banyak siswa berjejer. Bukan berarti yang berjejer yang mau konsul punya masalah, tetapi ada di antara mereka yang ingin bagaimana prestasi mereka bisa meningkat, kayak begitu," paparnya.
Dia menjelaskan, keberadaan mobil anti galau ini ditujukan untuk menjadi tempat konsultasi mereka-mereka yang sedang galau. Supaya mereka yang sedang galau tersebut tidak salah mengambil tindakan.
"Mereka bisa konsultasi, ketemu konseler. Kemudian mereka akan menemukan solusi, sehingga jangan mereka terjebak pada satu mungkin frustrasi, kegalauan sesaat, akhirnya solusi yang diambil justru kontra produktif," pungkas Khofifah. (sip/sip)