"Ya, sudah hampir lima hari ini, gas 3 kg sulit ditemukan. Kalaupun ada harganya tinggi bisa Rp 22.000, (lebih mahal) dari harga biasanya," kata salah seorang warga Medono, Kota Pekalongan Riyanti (27), Selasa (14/11/2017).
Hal yang sama dialami oleh Bunaryo (59), warga Kajen, Kabupaten Pekalongan. Bahkan, di area perumahan Tanjungsari yang banyak pedagang eceran Elpiji, barang sulit ditemukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bunarya mengatakan bahwa harganya masih stabil tidak terlalu melonjak tinggi yakni sekitar Rp 18.000 hingga Rp 19.000 per tabung.
Hal yang sama dikatakan oleh salah seorang pedagang eceran Elpiji 3 Kg, Dul. Namun dia tak mengetahui penyebab langkanya gas melon di daerah tersebut.
Dia mengaku dalam sepekan hanya mendapatkan jatah distribusi sebanyak 30 tabung gas Elpiji 3 kg.
"Ya segitu tidak bisa menambah. Itupun langsung habis. Apalagi saat pengiriman terlambat, banyak yang numpuk (permintaannya)," jelasnya.
Kelangkaan Elpiji 3 kg ini juga dikeluhkan para pemilik warung makan. Sunarti (45) pemilik warung makan sederhana ini, harus pandai-pandai berhitung demi menghemat gas melonnya.
"Ya harus berhemat. Yang jelas untuk masak kita siapkan di rumah, bukan di warung. Kalau di rumah kan bisa pakai kayu bakar. Sedangkan di warung, untuk buat minuman hangat saja," katanya.
Diwawancara detikcom melalui telepon, Manajer Komunikasi dan Humas PT Pertamina Jawa Bagian Tengah, Andar Titi Lestari menjelaskan penyaluran dari SPPBE ke agen dan pangkalan tidak ada kendala.
"Namun, dalam pantauan di lapangan, memang ada kenaikan permintaan khususnya produksi beberapa UKM Batik rumahan, dan hajatan masyarakat selepas bulan Suro kemarin," katanya.
Menurut Andar, realisasi distribusi Elpiji 3 Kg pada bulan November di Kabupaten Pekalongan adalah 785.880 tabung dan di Pekalongan kota sebanyak 326.440 tabung.
"Itu adalah jumlah realisasi rata-rata per bulannya, yang secara perhitungan dan atas kordinasi dengan Disperindag setempat sudah merupakan jumlah sesuai dengan peruntukannya," kata Andar.
Andar mengatakan, harga resmi Elpiji 3 kg yang ditentukan oleh pemerintah daerah sebesar Rp 15.000.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk membeli langsung ke pangkalan Elpiji 3 Kg, Pengawasan Pertamina adalah dari agen hingga pangkalan dengan harga resmi yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah adalah Rp 15.500. Sedangkan Pengecer dan Harga yang lebih mahal bukan menjadi pengawasan Pertamina," ujarnya.
Andar melanjutkan pemerintah berencana untuk melakukan mekanisme subsidi Elpiji 3 kg tepat sasaran yang nantinya hanya hanya akan diberikan kepada rumah tangga miskin, rentan miskin, dan usaha mikro sesuai basis data terpadu dari Kementerian Sosial.
"Untuk mekanismenya masih menunggu dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian ESDM, Ditjen Migas," pungkasnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini