Pembukaannya diselenggarakan di Alun-alun Utara Yogyakarta, Jumat (10/11/2017). Hadir di acara ini Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X dan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
Dalam sambutannya, Sri Paduka Paku Alam X menyampaikan sejumlah kritik. Menurutnya, dari waktu ke waktu perjalanan Sekaten, banyak hal yang sekarang tidak ditemukan di sana. Seperti permainan-permainan tradisional yang dulu selalu menghiasi pasar malam Sekaten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Permainan-permainan yang dulu banyak nuansa adatnya digantikan dengan permainan modern. Ke depan agar ada upaya yang tradisional tersebut dimasukkan lagi," ujar Sri Paduka Paku Alam X.
Sejumlah permainan dan hiburan tradisional yang dulu mudah ditemukan di Sekaten dan sekarang sudah jarang di antaranya othok-othok, topeng dari kertas, Ombak Banyu, dan kesenian Ketoprak Tobong.
Dalam kesempatan yang sama, Heroe menaambahkan, pasar malam Sekaten akan mendorong gerakan ekonomi dari kalangan UMKM. Target pendapatan dari kegiatan perhelatan tahun ini sebesar Rp 1 miliar. Angka ini berasal dari sewa stand, retribusi dan lain-lain. Ke depanya pasar malam Sekaten akan diadakan secara tematik untuk memperkuat Yogyakarta sebagai kota kuliner.
"Ini juga sedang digodok ke depan akan diadakan balapan othok-othok," kata Hereo.
Sekaten berasal dari bahasa Arab yaitu Syahadatain atau dua kalimat syahadat. Sekaten merupakan sejarah penyebaran Islam oleh Sunan Kalijaga di tanah Jawa. Sekaten tahun ini tahun Dal yang terjadi 8 tahun sekali. Pada Sekaten tahun Dal ini diselenggarakan lebih besar dan berbeda dengan tahun-tahun biasa. Misalnya dari jumlah gunungan pada saat perayaan Gerebeg Maulud jumlahnya akan lebih banyak karena ditambah dengan Gunungan Bromo. (sip/sip)