Ide memilihara ikan dengan dibiarkan hidup bebas ini diprakarsai Jauhari (41), warga Sanggrahan, Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.
"Memelihara ikan ini sudah kami lakukan sejak 8 tahun, lalu. Teman-teman ingin memelihara ikan dengan memanfaatkan kali (saluran irigasi dari Sumber Air Senjoyo), terus dibuat semacam bendungan," kata Jauhari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika itu dibuat bendungan kecil-kecil, tapi tetap saja saat banjir. Ikan hilang terbawa arus air," kata dia.
Untuk itu, dia kemudian hanya memelihara ikan persis di kali yang ada grojokannya. Ikan dibiarkan dilepas begitu saja, tanpa dibuat bendungan.
"Semenjak itu, justru ikan nggak terbawa arus air. Terkadang kalau banjir paling satu atau dua terbawa arus sampai daerah yang rendah, warga yang tahu kemudian menyampaikan kepada kami," ujarnya.
Jauhari pun membeberkan, rahasia ikan peliharaannya yang dibiarkan hidup bebas di Kali Cengek tidak hilang terbawa arus air.
"Secara teoritis yang kami ketahui, ikan hidupnya melawan arus air, tapi untuk jenis graskap dan tawes ngikuti arus air," kata Jauhari yang PNS bertugas di SMPN 5 Kota Salatiga, itu.
Adapun jenis ikan yang dipelihara antara lain karper, nila dan lele. Kini, ikan-ikan yang dipelihara telah besar-besar dan menjadi tontonan warga yang melintas. Terlebih jika sore hari maupun libur akhir pekan dan gratis. Ada puluhan ikan yang mampu tumbuh hingga besar.
"Kami jarang memberi makan. Paling kadang pakai roti dipotong kecil-kecil. Setahun lalu, kami timbang lele seberat 10,5 kg, karper 8,5 kg dan nila 4 kg," kata dia.
Ikan yang dipelihara tersebut, katanya, pernah diternak untuk pembibitan. Saat pemijahan berhasil, namun demikian ketika proses membesarkan mengalami kegagalan. Untuk itu, ikan tersebut tetap dibiarkan hidup secara bebas di Kali Cengek.
(bgs/bgs)











































