Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra mengatakan pada bulan September berada pada 132,57 poin atau meningkat dari bulan Agustus yaitu 132,22 poin.
"Optimismenya karena ada peningkatan persepi kondisi ekonomi saat ini dan ekspetasi kedepan akan membaik," kata Rahmat di kantor BI Jawa Tengah, Semarang, Jumat (3/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meningkatnya cukup tajam untuk konsumsi barang tahan lama," tandasnya.
"Indeks penjualan pedagang eceran kota Semarang meningkat sebesar 177 pada bulan September, sedangkan bulan Agustus 173,2," imbuh Rahmat.
Contoh-contoh tersebut menunjukkan daya beli masyarakat tidak menurun. BI juga melakukan liaison atau kunjungan perusahaan untuk menggali informasi lebih jauh. Hasilnya ada pertumbuhan walau tidak signifikan.
"Penjualan ritel masih positif, juga penjualan kendaraan roda empat," tegasnya.
Meski demikian BI tidak menyangkal adanya pergeseran pola belanja masyarakat yang beralih ke e-commerce atau belanja online tidak hanya di Jateng namun secara nasional. Dari data Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia, nilai jasa logistik meningkat terus dalam 4 tahun terakhir.
"Sangat menguatkan terjadi pola konsumsi masyarakat yang tadinya datang, sekarang menggunakan online dan dikirim pakai jasa logistik," pungkas Rahmat.
"PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir menyebutkan 80% volume logistiknya konsumen ritel," imbuhnya.
Kondisi tersebut ternyata belum mempengaruhi usaha ritel di Jawa Tengah hingga ada penutupan toko. Menurut Rahmat perusahaan ritel memiliki strategi masing-masing untuk mengantisipasi kondisi itu.
(alg/bgs)