Begini Jadinya Kalau Bule-bule Belajar Meramu Jamu di Purbalingga

Begini Jadinya Kalau Bule-bule Belajar Meramu Jamu di Purbalingga

Arbi Anugrah - detikNews
Jumat, 03 Nov 2017 13:50 WIB
Mahasiswa Asing belajar meramu jamu di Purbalingga. Foto: Arbi Anugrah
Purbalingga - Sebanyak 14 mahasiswa asing belajar meramu jamu di Purbalingga. Mereka berasal dari 7 negara yakni Malaysia, Vietnam, Kamboja, Bulgaria, Ceko, Turki, dan Korea Selatan.

"Mahasiswa asing dari 7 negara diantaranya Malaysia, Vietnam, Kamboja, Bulgaria, Cheko, Turki, dan Korea (Selatan), yang Korea memang mahasiswa UMP (Universitas Muhammadiyah Purwokerto). Mereka datang langsung dari negaranya ke Indonesia untuk belajar membuat jamu, kosmetik herbal dan pengobatan herbal. Mereka backroundnya dari kecantikan, Fakultas Kedokteran dan Farmasi serta sangat tertarik tentang herbal indonesia, karena mereka dengar banyak sekali tumbuhan herbal di Indonesia yang dimanfaatkan oleh orang Indonesia," kata Kordinator Kegiatan dari Kantor Urusan Internasional UMP, Novi Harianti, Jumat (3/11/2017).

Mahasiswa Asing belajar membuat meramu jamu di Purbalingga.Mahasiswa Asing belajar meramu jamu di Purbalingga. Foto: Arbi Anugrah
Para mahasiswa asing ini merupakan peserta progam International Summer Course Program dengan tema Indonesian Traditional(Herbal) Medicine and Cosmetics yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) selama 15 hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama 5 hari pertama, program ini berjalan dengan kegiatan kelas yang diisi Fakultas Farmasi, Teknik Pertanian dan Kedokteran UMP. Di sana para peserta mendapatkan materi tentang herbal yang ada di Indonesia, kualitas herbal dan bagaimana orang-orang memanfaatkan tanaman herbal di Indonesia.

"Kegiatan ini memanfaatkan potensi alam yang ada di Purbalingga dan Banyumas serta di Indonesia khususnya kepada mereka. Bahkan mahasiswa Vietnam mengatakan jika sebenarnya negara mereka punya tumbuhan-tumbuhan herbal seperti itu tapi belum dibuat produk-produk yang berbeda, mereka menyadari banyak yang bisa dipelajari di Indonesia dan yang bisa diterapakan di negara mereka," jelasnya.

Para mahasiswa asing tampak sangat serius dan tertarik mendengarkan penjelasan soal cara meramu jamu. Mereka juga aktif bertanya.

Mahasiswa Asing belajar membuat meramu jamu di Purbalingga.Mahasiswa Asing belajar meramu jamu di Purbalingga. Foto: Arbi Anugrah
Kegiatan ini didukung oleh Dinas Perindustrian, Dinas Pariwisata, Dinas Kesehartan dan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Purbalingga. Karena Desa Beji Sendiri merupakan desa yang sekitar 80 warganya masih membuat dan berjualan jamu gendong berkelilling Kota Purbalingga.

"Di Desa Beji ini ada 80 orang dan di Purbalingga Kidul ada 40 penjual jamu gendong yang biasa berangkat pagi sampai siang dengan cara berkeliling. Kesempatan ini kami gunakan agar teman-teman mengendorse produk-prodak lokal Purbalingga khususnya dari bahan-bahan asli atau lokal," kata Kasi Pembinaan dan Pengembangan UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Purbalingga, Adi Purwanto.

Menurut dia, selama ini biasanya warga negara asing akan sangat antusias melihat proses pembuatan jamu yang masih tradisional. Apalagi selama ini yang mereka tahu produk herbal tersebut sudah dalam bentuk kapsul.

"Mereka belajar dan mencari tahu, karena selama ini mereka hanya melihat saja, yang tradisional belum pernah lihat karena tahunya sudah jadi kapsul dan langsung minum, tapi yang seperti ini belum mereka temui dan datang ke sini bisa tahu," ujarnya.

Salah seorang mahasiswa asal Turki, Said Arslan mengatakan jika jamu itu sangat penting untuk kesehatan. Said bercerita meski di negaranya banyak tumbuhan yang bisa dimanfaatkan sebagai produk herbal tapi belum diolah menjadi produk kesehatan seperti jamu.

"Jamu itu sangat penting untuk kesehaan tubuh kita, prosesnya itu sangat sulit, kalau di negara Turki tidak ada jamu, tapi ada tanamannya. Ada produk herbal hanya beda produk, jamu tidak ada, Tanaman herbal ada di Turki tapi saya tidak tahu semua," jelasnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads