Pasar ini terletak tidak jauh dari Stasiun KA Kutoarjo dan Pasar Kutoarjo. Pasar klitikan Kutoarjo ini hanya buka 2 kali seminggu pada hari pasaran. Hari pasaran jatuh setiap hari Kamis dan Minggu.
![]() |
Puluhan pedagang yang berasal dari Purworejo dan sekitarnya berjajar memenuhi pinggir jalan S. Parman Kutoarjo. Berbagai barang mulai dari onderdil sepeda motor maupun sepeda onthel, perkakas rumah tangga sampai dengan alat pertanian ditawarkan dengan harga yang sangat murah. Pasar klitikan itu hanya buka mulai jam 06.00 hingga jam 12.00 WIB.
Salah satu pedagang, Musman (59), kepada detikcom mengaku sudah 14 tahun berjualan. Harga barang bekas yang ia jual berkisar antara 5 ribu hingga ratusan ribu rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru beberapa menit menggelar dagangannya, 2 kompor gas miliknya sudah diambil pembeli. Bapak 3 orang anak itu juga menambahkan, dagangan akan semakin laris ketika tanggal muda dan musim panen tiba.
"Alhamdulillah sudah laku 2 kompor, tadi saya jual dengan harga Rp 60 ribu dan Rp 85 ribu," imbuhnya.
![]() |
Pedagang lain, Aris (38), juga mengaku barang-barangnya telah laku. Meski harga yang ditawarkan murah, para pedagang mengaku sudah mengambil keuntungan. Barang-barang itu biasanya didapatkan dari membeli di pengepul rongsokan atau dari warga yang menjualnya langsung kepada mereka.
"Barangnya ya kadang cari di pengepul rongsokan atau ada warga yang menjual ke kami. Ambil keuntungan sedikit saja, yang penting barang dagangan laku syukur-syukur laris," kata Aris.
Sementara itu seorang pembeli, Roni (47) asal Desa Sambeng, Kecamatan Bayan, Purworejo sengaja datang ke pasar itu untuk membeli knalpot sepeda motornya yang rusak. Ia lebih memilih mencari barang di klitikan karena dianggap harganya jauh lebih murah.
"Beli knalpot mas, di sini kan lebih murah, tadi harganya cuma Rp 70 ribu padahal kalau di toko bisa sampai Rp 500 ribu," tutur Roni sambil membawa knalpot bekas yang telah ia bayar. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini