"Mereka (Ketua dan pengurus parpol) datang ke orangtua saya, datang nembung (meminta izin) ke ibuku. Apa yang terjadi, ibu saya malah nangis dan tidak mengizinkan. Akhirnya ketua partai (mengatakan) 'ya sudahlah kalau begitu, ibu harus dituruti'," kata Yoyok saat berbincang dengan detikcom di Stasiun Pekalongan, Selasa (31/10/2017).
Pagi tadi Yoyok sedang menunggu kereta ke Jakarta untuk membeli pakaian yang akan dijual kembali di toko-tokonya di Papua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Yoyok mengaku belum siap. Meski begitu dia percaya pada takdir.
"Saya tidak mau karena belum siap. Bukan karena trauma jabatan bupati. Cobaan terberat selama saya menjadi bupati. Tapi saya percaya takdir," tutur Yoyok.
"Seandainya Allah menakdirkan saya kembali ke situ (politik), insya Allah saya jauh berbeda dengan sebelumnya (sebelum terjun ke dunia politik), karena konteksnya jihad filsabilillah dan saya minta iklaskan orangtua dan keluarga saya," katanya.
Yoyok saat ini sedang sibuk menata kembali bisnis toko pakaian dan aksesoris di Papua yang sudah digelutinya sebelum menjadi Bupati Batang. Setelah purna tugas pada awal tahun ini, dia kembali berdagang.
Dari 60 toko, kini hanya tersisa 16 toko. Hal ini karena puluhan tokonya tak sempat terurus selama dia menjabat sebagai Bupati Batang 2012-2017.
Yoyok sudah mengakhiri masa pengabdiannya di Kabupaten Batang pada awal tahun ini. Dia tak mencalonkan diri untuk periode kedua, meski ada dukungan agar meneruskan masa jabatannya. Yoyok saat itu beralasan dirinya cukup menjabat selama satu periode di Batang agar regenerasi kepemimpinan berjalan. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini