Salah bukti belanja online ini marak terlihat pada meningkatnya pengiriman barang melalui jasa pengiriman. Bahkan salah satu jasa pengiriman mengaku semenjak muncul bisnis online pengiriman yang menggunakan jasa tersebut meningkat 30% tiap tahunya.
Kepala Kantor Perwakilan BI DIY, Budi Hanoto, mengatakan trend belanja online memang mengalami peningkatan di Yogyakarta. Trend belanja online ini juga diakui menurunkan sektor perdagangan konvensional. Namun sejauh ini belum ada indikasi pasar retail tutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sektor retail di Yogyakarta masih bertahan, salah satunya diuntungkan poleh posisinya sebagao kota destinasi wisata. Banyak wisatawan yang berkunjung, ada event-event skala nasional atau internasional yang sering digelar di Yogyakarta. Kondisi ini membuat sektor industri di Yogya seperti pada bisnis makanan dan minuman yang meningkat.
Meski demikian, BI tetap mengingatkan pasar retail dan UMKM di Yogyakarta berbenah melengkapi dengan dunia online. Pemda DIY juga harus memberikan perhatian serius untuk menghadapi semakin maraknya bisnis online. Seperti pembangunan infrastrukur, listrik, jaringan internet hingga pelosok desa dan jalan.
"Retail harus mengubah strateginya dengan online, UMKM juga harus melek teknologi untuk menjual produk-produknya melalui online," katanya.
Sedangkan terkait daya beli masyarakat, Budi Hanoto menilai masih cukup bagus. Secara sektoral, sektor industri mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat dan peningkatan kunjungan wisawatan yang meningkatkan permintaan industri makanan dan minuman.
Namun diakui di sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan penurunan didorong oleh subsektor perdagangan karenanya banyaknya kompetitor dan situs belanja online. (mbr/mbr)