Melihat Kembali Rumah Sang Komponis Indonesia Raya di Purworejo

Melihat Kembali Rumah Sang Komponis Indonesia Raya di Purworejo

Rinto Heksantoro - detikNews
Jumat, 27 Okt 2017 11:11 WIB
Foto: Rinto Heksantoro/detikcom
Purworejo - Wage Rudolf Supratman dilahirkan di Desa Somongari Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purwoerejo. Rumah yang menjadi tempat kelahirannya itu sekarang menjadi sebuah monumen.

Tepatnya di Dusun Trembelang, Desa Somongari sekitar 12 km arah tenggara Kota Purworejo di perbukitan Menoreh, WR Supratman lahir. Dia anak pasangan Joemeno Kartodikromo, seorang tentara KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen. Wage nama depan menandakan dia dilahirkan pada hari pasaran Wage berdasarkan penanggalan Jawa. WR Supratman lahir tanggal 19 Maret 1903.

Di rumah berukuran 8x9 meter yang terletak di Dusun Trembelang ini sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya dilahirkan. Rumah yang berdiri di atas lahan seluas 400 meter persegi itu, kini menjadi rumah sejarah yang masih terawat dengan baik.
Rumah WR Supratman di PurworejoRumah WR Supratman di Purworejo Foto: Rinto Heksantoro/detikcom

"Memorial House WR SUPRATMAN", tulisan berwarna hitam di atas papan putih berukuran 70x150 cm tersebut terlihat jelas terpasang pada sisi kanan pintu masuk rumah. Udara sejuk dan suasana asri pun menghiasai sekeliling bangunan berbentuk limasan yang berada pada gugusan perbukitan Menoreh.

Panut (53), yang merupakan penjaga rumah pusaka itu, membeberkan cerita tentang sejarah bangunan tersebut kepada detikcom. Rumah yang terbuat dari kayu nangka itu terakhir direnovasi pada tahun 2007.

"Dulunya bagian dinding terbuat dari anyaman bambu, namun kini sudah direnovasi dengan kayu nangka. Meskipun demikian, ukuran, bentuk dan letaknya tidak berubah. Sekat-sekat ruang pun dibuat sama, dari ruang tamu, kamar dan ruang belakang," tutur Panut.

Hingga kini tidak ada yang tahu persis, kapan rumah yang menjadi saksi bisu kelahiran WR Soepratman itu dibangun. Dimungkinkan, dulunya rumah itu sudah ada sejak tahun 1.800 an karena pertama kali didiami oleh kakek dari WR Soepratman yang bernama Singo Prono.

Di ruang utama, terdapat karya Wage berupa puisi dan syair lagu yang berderet rapi di dinding ruangan. Foto-foto dari sosok pejuang muda itu juga nampak menghiasi ruangan yang masih beralaskan tanah itu. Angin semilir berhembus dari sela-sela jendela membuat suasana semakin adem. Orang akan merasa betah berlama-lama di tempat itu. Suasana desa di Kaligesing masih asri yang dipenuhi berbagai tanaman sekitar rumah.

Di depan rumah terdapat cungkup tempat mengubur plasenta atau ari-ari Wage saat dilahirka pada 19 Maret 1903.

"Di sinilah ari-ari WR Soepratman dikubur, hal ini telah dikuatkan oleh beberapa keterangan dari saksi hidup waktu itu. Dulu cuma dikasih tanda aja dengan tanaman puring ini tapi kemudian dikasih rumah-rumahan biar teduh," imbuh panut.
Patung WR SupratmanPatung WR Supratman Foto: Rinto Heksantoro/detikcom

Meski tidak setiap hari, rumah sejarah WR Soepratman itu sering dikunjungi oleh warga luar Purworejo, terutama pada saat-saat tertentu. Setiap tanggal kelahiran WR Soepratman, warga Desa Somongari juga selalu mengadakan acara khusus untuk peringatan hari lahir WR Soepratman.

"Tiap tahun pas tanggal lahir WR Supratman selalu kami peringati dengan berbagai acara, termasuk upacara bendera di halaman rumah WR Soepratman," tandasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya peringatan secara seremonial saja, untuk menguatkan dan mengenang jasa perjuangan sang komponis, pada tahun 1983 dibangunlah patung WR Supratman di kota Purworejo tepatnya di tengah perempatan Jalan Ahmad Yani. Tangan kanan Wage yang diangkat dan mengarah ke timur, menunjukkan di sanalah (Somongari) ia dilahirkan. (bgs/bgs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads