"Jadi nanti, kita baru bisa memberikan evaluasi setelah tanggal 20 Desember. Tapi, kelihatannya oke. Sekarang masih sekitar 1,6 juta sertifikat yang sudah jadi," kata Sofyan usai menghadiri dialog nasional pemberdayaan wakaf, memperingati 30 tahun almarhum Harmonie Djaffar di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah, Tuntang, Kabupaten Semarang, Selasa (24/10/2017).
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo memberikan target kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk menerbitkan sertifikat tanah pada 2017 sebanyak 5 juta. Untuk mendukung pencapaian target tersebut, pihaknya terus melakukan inovasi.
Disinggung soal hambatan dalam pencapaian target tersebut, Sofyan, menyebutkan, tidak ada hambatan. Hanya saja jika sebelumnya target berkisar 600-700 ribu, sekarang 5 juta.
"Teman-teman ini juga masih terus melakukan hal-hal inovasi yang baru. Kita juga menender pihak ketiga untuk melakukan pengukuran hampir 1,3 juta hektar," katanya.
Sementara itu untuk tahun depan 2018, dia menargetkan lebih banyak lagi untuk penerbitan sertifikat. Menurutnya, program presiden untuk mempercepat sertifikat di Indonesia sudah seperti bola salju semakin menggelinding dan menggelinding.
"Jadi mudah-mudahan target kita 2025, seluruh Indonesia bersertifikat mungkin bisa dicapai lebih cepat," katanya.
Terlebih saat ini masing-masing daerah menggerakkan masyarakat untuk mematok tanahnya masing-masing.
"Itu akan sangat membantu BPN untuk melakukan proses pengukuran. Jadi kalau pengukuran sudah selesai, 60 persen pekerjaan telah selesai," pungkas dia.
(bgs/bgs)