Siswa kelas IV ini diajak menyusuri kawasan heritage Kotabaru. Mereka berjalan kaki untuk melihat pameran patung karya patung yang memamerkan karyanya di ruang publik di sekitar Kotabaru.
Kegiatan literasi ini diawali dengan pembekalan kepada para siswa di halaman sekolah di Jl Ungaran, Senin (23/10/2017) pukul 08.00 WIB. Setelahnya para siswa tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok didampingi panitia 'Jogjatopia' Jogja Street Sculpture Project (JSSP) 2017.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari museum siswa diajak melihat patung puzzle di McD Sudirman. Kawasan itu ada beberapa karya yang terpasang diantaranya seniman Jepang, Akatsuki Hirada, Yani Mariani, Lenny R. Wiichert dan Liflatul Muhtarom.
Menariknya saat berada di salah satu seniman berbentuk puzzle nama-nama pahlawan peristiwa penyerbuan Kotabaru. Nama-nama pahlawan itu juga telah diabadikan menjadi nama jalan di sekitar Kotabaru. Siswa-siswa berusaha menyusun puzzle tersebut.
Selama lebih kurang 30 menit mereka berada di tempat itu. Layaknya anak-anak, mereka ada yang serius mencatat dan bertanya kepada pantia pendamping terutama mengenai bahan/material hingga proses pembuatan. Namun ada pula yang hanya bergurau atau bermain-main dengan teman satu kelompok.
Siswa kemudian melanjutkan perjalan menuju Boulevard di Jl Suroto untuk melihat karya seni patung lainnya. Di Jl Suroto, siswa melihat dari dekat karya patung dari batu putih, separo wajah karya Mikael Boyer dari negara Republik Reunion.
Sebelum kembali ke sekolah di dekat Jl Ungaran, siswa juga berinteraksi langsung dengan dua orang seniman yakni Triyono yang membuat karya 'Kuas' raksasa dan seniman Win Dwi Laksono dengan karya "perisai NKRI'.
Selama lebih kurang 1,5 jam, mereka berjalan kaki menyusuri kawasan heritage Kotabaru. Tak terlihat rasa letih di wajah mereka kecuali rasa senang dan gembira karena bisa belajar di luar kelas.
![]() |
Salah satu guru SDN 1 Ungaran Yogya, Dede Hermawan menerangkan,kegiatan menyusuri kawasan heritage Kotabaru ini adalah bagian dari pembelajaran literasi sekolah. Apalagi di kawasan Kotabaru terdapat pameran patung, yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana edukasi karya seni kepada para siswa.
"Kegiatan ini dalam rangka mengenalkan seni patung, memberikan pemahaman lebih kepada siswa agar bisa mengenal langsung dan mengerti bagaimana cara pembuatan patung. Melihat patung ini bisa menjadi pengalaman yang luar biasa bagi para siswa," kata Dede kepada detikcom, Senin (23/10/2017).
Ada sekitar 120 siswa mengikuti kegiatan ini, kata Dede, seusai melihat karya patung para siswa tersebut nantinya akan diajak mempraktekkan langsung cara membuat patung di sekolah, Dalam praktek itu nantinya mereka akan didampingi sejumlah pematung profesional dari JSSP. (bgs/bgs)