KH Abdul Muhaimin: Nasionalisme Kalangan Santri Sudah Teologis

Hari Santri Nasional

KH Abdul Muhaimin: Nasionalisme Kalangan Santri Sudah Teologis

Usman Hadi - detikNews
Minggu, 22 Okt 2017 10:10 WIB
KH Abdul Muhaimin (Foto: Usman Hadi/detikcom)
Yogyakarta - Tokoh kerukunan umat beragama yang juga pengasuh Ponpes Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta, KH Abdul Muhaimin, menyebut bahwa kelompok masyarakat paling nasionalis di Indonesia adalah kaum santri. Sebab nasionalisme di kalangan santri sudah menjadi keyakinan teologis.

"Nasionalisme di kalangan santri sudah teologis, sudah menjadi keyakinan," kata KH Abdul Muhaimin saat ditemui detikcom, Minggu (22/10/2017).

Muhaimin menerangkan, terbentuknya nasionalisme di kalangan santri sudah berlangsung lama, dari masa penjajahan. Titik puncaknya ketika muncul resolusi jihad yang dikeluarkan Hadratussyekh Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober 1945 silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Resolusi jihad itu titik klimaks dari nasionalisme yang memang muncul di dalam dinamika perjuangan, ketika kemerdekaan RI yang baru diproklamirkan terancam. Sebetulnya kalau kita jujur pada sejarah, hari ini yang paling nasionalisme ya santri," tegasnya.

Tak hanya berhenti dengan melawan pihak kolonial, dalam sejarahnya para santri tetap menjadi garda terdepan dalam menghadapi pihak-pihak yang merongrong keutuhan NKRI. Semisal ancaman PKI, ancaman-ancaman internasional dan ancaman transnasional Islam.

"Itu bukan klaim, tapi fakta sejarah. Cuma masalahnya negara melihat pesantren masih sebatas entitas politik, didatangi menjelang pemilu. Jadi negara tidak pernah melihat, bahwa santri sebetulnya komunitas yang konsisten dengan nasionalisme," paparnya.

Muhaimin mencontohkan ketika keberadaan NKRI terancam dengan konflik transnasional di dunia Islam, negara tidak berdaya menghadapi ancaman tersebut. Justru kalangan pesantren lah yang kemudian melahirkan konsep Islam Nusantara untuk menghadapi ancaman tersebut.

"Ketika kondisinya seperti ini, NU berani mengadakan (slogan) 'NKRI harga Mati'. Negara itu melek tidak dengan nasionalisme ini," tegasnya.

Oleh karena itu, Muhaimin berharap pemerintah sadar akan pentingnya keberadaan pesantren dengan kalangan santrinya, dengan cara memberikan perhatian lebih kepada pesantren-pesantren yang ada di Indonesia. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads