Sebanyak 31 komikus sudah mulai menggoreskan tintanya pada kanvas yang dibentangkan 2 sisi 150 meter di tepi lapangan sejak pukul 14.00 WIB siang tadi. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga sempat menggoreskan tinta di kanvas untuk mengawalinya.
Komikus yang ikut serta berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan bahkan Malaysia. Tema komik yaitu "Peran Santri dalam Membentuk Indonesia dan membangun Keindonesiaan".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan Hari Santri 2017 di Semarang. Foto: Angling Adhitya Purbaya |
Komik panjang itu berkisah tentang peran santri dalam sejarah Indonesia. Peran santri digambarkan sejak dari masuknya Islam ke Indonesia, era penjajahan, perang Jawa, perlawanan santri, berdirinya ormas Islam, hingga resolusi jihad 22 Oktober 1945 dan perang 10 November 1945.
Salah satu komikus, Abdul Arif mengatakan setiap komikus mendapatkan bagian cerita sendiri dan digambar dalam bidang kanvas 10 meter. Arif mendapatkan bagian datangnya Jepang ke Indonesia yang berusaha membuat propaganda dengan memanfaatkan ulama dengan mendirikan kantor urusan agama.
"Bagian saya ini menggambarkan pendudukan Jepang. Mereka butuh dukungan dan membuat propaganda agar masyarakat simpatik dengan memanfaatkan ulama. Tapi ulama tidak bisa dibohongi," terang Arif.
Para komikus diberi waktu 4 jam untuk menyelesaikan komik sepanjang 300 meter tersebut. Pihak Muri memberikan penghargaan pemecahan rekor komik terpanjang yang rekor sebelumnya yaitu 207 meter dipegang Universitas Surabaya pada tahun 2011.
Perayaan hari Santri kali ini bertema "Wajah Pesantren Wajah Indonesia" dan di Simpang Lima Semarang diisi dengan berbagai acara. Penyerahan penghargaan Muri juga dilakukan di tengah acara utama setelah pembukaan dan berbagai sambutan. Penghargaan simbolis diberikan pihak Muri kepada Menteri Agama.
Saat ini acara masih berlangsung. Nantinya acara akan ditutup dengan Shalawat kebangsaan hari santri 2017 oleh Habib Lutfi bin Ali bin Yahya, Habib Umar Mthohar dan Habib Ali Zainal Abidin Assegaf. (sip/sip)












































Peringatan Hari Santri 2017 di Semarang. Foto: Angling Adhitya Purbaya