Buya mengatakan perhatian terhadap daerah-daerah di luar Jawa sudah dilakukan. Meskipun dampaknya tidak bisa langsung dirasakan.
Buya mengatakan bahwa ketimpangan sosial saat ini masih sangat tajam dan ini karena juga warisan masa lampau yang menumpuk. Upaya perbaikan memang sudah dilakukan oleh Jokowi. Menurut Buya, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen masih sedikit menyerap tenaga kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain masalah ketimpangan, kebudayaan juga harus menjadi perhatian Jokowi-JK. Dia menilai orang yang berbudaya itu sesungguhnya orang yang punya martabat, punya harga diri dan cara berfikir yang jernih.
"Ini yang belum nampak. Terutama yang merusak Indonesia adalah politisi, padahal mereka partai politik itu dari pandangan demokrasi adalah salah satu pilar demokrasi yan penting. Dan ini belum berjalan dengan baik bahkan mungkin masih jalan di tempat," kata Buya.
Belum ada pendidikan politik yang bisa mengangkat seorang politisi menjadi negarawan. Padahal yang diperlukan untuk jangka panjang adalah negarawan-negarawan yang petarung. Bukan negarawan yang hanya berteori. Tetapi yang petarung yang mau turun ke bawah.
Buya Syafii menilai, kelebihan Jokowi adalah seorang presiden yang mau turun ke bawah dan bersedia memantau semua proyek secara detail.
"Itu yang menurut saya kelebihan dia," ujarnya. (sip/sip)











































