Robohnya atap bangunan seluas 25 x 12 meter itu terjadi pada Kamis (19/10/2017) sekitar pukul 04.30 WIB. Gedung yang baru beroperasi sejak November 2016 itu merupakan milik Yayasan Nurul Huda yang berdiri satu komplek dengan sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhamad Nur Safri Desa Klopogodo, Kecamatan Gombong.
Kepala MI Muhamad Nur Safri, Muhammad Nur Wahid (28) menjelaskan letak GOR yang ambruk berdekatan dengan ruang kelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atap GOR di Kebumen ambrol. Foto: Rinto Heksantoro |
"Kan sudah 4 hari berturut-turut hujan terus, mungkin atapnya nggak kuat nahan air hujan terus ambrol. Tapi alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Anak-anak juga saya larang untuk mendekati gedung yang rusak itu demi keselamatan," tutur Wahid.
"Gedung itu juga sebenarnya digunakan untuk tambahan ruang kelas sementara, karena kami masih kekurangan 3 kelas, tapi kok ini malah ambrol," imbuhnya.
Mengetahui peristiwa tersebut, polisi langsung mendatangi lokasi kejadian. Kapolsek Gombong AKP Hendrie Suryo Liquisasono mengungkapkan, robohnya GOR yang masih terbilang baru itu bukan hanya karena faktor cuaca. Namun dia menduga ada kesalahan kontruksi pada bagian rangka penopang genteng.
Atap GOR di Kebumen ambrol. Foto: Rinto Heksantoro |
Gedung serba guna yang juga dimanfaatkan oleh warga sekitar itu dibangun dengan menggunakan atap baja ringan, genteng morando, tapi tanpa penyangga.
"Dari hasil olah TKP, diperkirakan rangka atap tidak kuat menyangga genteng. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu," ujarnya. (sip/mbr)












































Atap GOR di Kebumen ambrol. Foto: Rinto Heksantoro
Atap GOR di Kebumen ambrol. Foto: Rinto Heksantoro