Di pintu masuk makam tertulis kata 'Kerkhope' sendiri, menurut salah seorang sejarawan Purworejo, Oteng Suherman (69), berasal dari Bahasa Belanda kerkhof. Secara harafiah, Kerk berarti gereja dan hof berarti taman.
"Istilah tersebut awalnya digunakan untuk pemakaman yang berada di halaman gereja, namun kemudian melebar ke luar gereja yang secara umum dapat diartikan sebagai makam atau pekuburan. Termasuk kuburan Belanda atau orang-orang Eropa dan Afrika yang bermukim di Purworejo pada zaman dulu," katanya kepada detikcom, Jumat (13/10/2017).
![]() |
Tulisan "EMENTO MORI" yang artinya Ingatlah Kematian, tertulis jelas pada pintu gerbang makam Kerkhope sebelum memasuki area pemakaman. Makam tentara Londo Ireng ini dengan kampung Afrikan sendiri hanya berjarak sekitar 500 meter.
Hamparan batu nisan unik dan kuno nampak berjajar di antara batu nisan lain. Luas makam yang berada di tengah Kota Purworejo itu sekitar 1,7 hektar. Namun kondisinya kini sangat memprihatinkan, sebagain tidak terawat karena termakan usia dan papan nama yang dulunya melekat pada nisan itu kini ada yang hilang.
"Dulunya memang untuk makam Londo Ireng dan keturunannya, tapi sekarang juga digunakan untuk pemakaman warga Kristiani di Purworejo," tutur petugas pembersih makam, Supono (84) kepada detikcom, Jumat (13/10/2017).
Menurut cerita, dulunya di makam kerkhope tersebut ada beberapa bentuk jenis makam yakni bentuk rebah ada 142 buah, bentuk tugu ada 79 buah, mausoleum ada 4 buah. Namun kini bentuk-bentuk itu hanya tersisa beberapa saja.
"Dulunya di batu nisan itu ada pernak pernik hiasan dari perunggu, keramik, marmer dan lain-lain tapi dijarah oleh warga sekitar pada tahun 1980 an, tulisan namanya saja sekarang sudah banyak yang hilang, jadi kalau mau cari nama siapa itu sulit," lanjutnya.
![]() |
Dari penelusuran detikcom di kompleks makam itu, nama keluarga De Ruiter seperti yang diceritakan Priskilah (83) warga Kampung Afrika, Pangen Juru Tengah, De Ruiter yang merupakan seorang Londo Ireng dimakamkan di tempat itu. Hal itu ditunjukkan adanya prasasti terbuat batu marmer yang tertulis nama itu.
Makam tersebut diperkirakan sudah ada sejak tahun 1850. Hinga kini, makam tersebut masih digunakan untuk menguburkan warga Purworejo khususnya umat Kristiani. (bgs/bgs)