Hari Museum Nasional, Ada yang Seru di Museum Batik Pekalongan

Hari Museum Nasional, Ada yang Seru di Museum Batik Pekalongan

Robby Bernardi - detikNews
Kamis, 12 Okt 2017 15:42 WIB
Museum Batik Pekalongan. Foto: Robby Bernardi
Pekalongan - Hari ini tanggal 12 Oktober bertepatan dengan Hari Museum Nasional. Museum Batik di Pekalongan, memberikan layanan bebas masuk tanpa tiket pada warga maupun pelajar.

Bagaimana antusias warga dan pelajar pada satu-satunya Museum Batik di Pekalongan ini?

Dalam catatan Museum Batik Pekalongan yang berada di Jalan Jetayu Nomor 1 Kota Pekalongan, per hari rata-rata pengunjung mencapai 100 pengunjung, dari jam buka 08.00 -15.00.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat detikcom berkunjung ke Museum Batik ini, suasana museum nampak lenggang, baik dari peralatan parkiran maupun ruang-ruang display batik, Kamis (12/10/2017).

Hari Museum Nasional memang tergolong baru dicanangkan pada 12 Oktober tahun 2015 lalu. Tidak heran, meski sudah digratiskan, jumlah pengunjung tak bertambah signifikan.

Kepala Museum Batik, Bambang Saptono mengatakan, Hari Museum Nasional yang jatuh pada hari ini memang belum dikenal banyak orang. Meski pihaknya sudah mengumumkan tiket masuk museum hari ini gratis, jumlah pengunjung tak meningkat signifikan.

"Sejak kemarin kita lakukan pengumuman di web kami free masuk museum batik. Hari-hari biasa, rata-rata pengunjung dalam sehari 100 orang. Dan sampai siang ini baru ada 80 orang," jelas Bambang Saptono.

Padahal, menurut Bambang di Museum Batik ini, selain dapat melihat perjalanan batik sejak 400 tahun lalu dari masa ke masa, warga maupun pelajar yang berkunjung bisa juga mengiuti workshop batik.
Museum Batik Pekalongan. Museum Batik Pekalongan. Foto: Robby Bernardi
"Pengunjung bisa membatik. Walaupun kota batik, namun tidak semua warga di sini bisa membatik. Karena itulah kita lakukan edukasi, biar ilmu batik tidak hilang bagi generasi muda," katanya.

Ada tiga ruangan display perjalanan batik ditambah satu ruangan workshop batik. Ruang pertama diisi oleh jenis batik bermotif pesisir, sedangkan ruang dua berupa batik pedalaman dan ruang tiga berisi display batik-batik buketan.

Sedangkan ruang workshop adalah ruang pelatihan bagi para pengunjung yang ingin mencoba membatik.

Siang ini ada satu ruangan yang cukup ramai yakni ruangan workshop. Di ruangan inilah pengunjung dapat belajar, dan praktik membatik, baik batik tulis maupun batik cap. Di ruangan ini, nampak puluhan anak-anak dari SD tengah mengikuti workshop batik.

Laurien, murid Kelas III SD Pius, Pekalongan, pada detikcom mengaku merasa senang saat berada di ruangan ini. Selama ini dirinya mengaku hanya tahu batik tapi di Museum Batik ini, dia bisa membatik sendiri.

Museum Batik Pekalongan.Museum Batik Pekalongan. Foto: Robby Bernardi

"Diajarin (membuat) batik di sini. Senang bisa membatik. Sulit juga sih," katanya.

Selain para pelajar, nampak beberapa pengunjung yang datang baik perorongan maupun rombongan kecil. Salah satu pengunjung, yakni Rossa, mengaku tidak tahu menahu bila pada tanggal 12 Oktober ini merupakan Hari Museum Nasional.

Museum Batik Pekalongan.Museum Batik Pekalongan. Foto: Robby Bernardi


"Tadi pas mau beli tiket kita baru tahu bahwa hari ini bebas tanpa harus membeli tiket karena hari museum. Kita baru tahu," jelas salah satu mahasiswa perguruan tinggi di Pekalongan ini.

Bambang menambahkan Museum Batik di Pekalongan ini diresmikan sejak 12 Juli 2006, oleh Presiden ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono. Hingga saat ini, museum ini menyimpan 1.200 koleksi batik, baik batik tradisional maupun kontemporer. (sip/sip)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads