Stefanus Martin, Lulusan SMK yang Piawai Buat Miniatur Bus

Stefanus Martin, Lulusan SMK yang Piawai Buat Miniatur Bus

Eko Susanto - detikNews
Selasa, 10 Okt 2017 16:54 WIB
Foto: Eko Susanto/detikcom
Semarang - Stefanus Martin (25), merupakan sosok pemuda mandiri. Dia piawai membuat miniatur bus menggunakan bahan kayu lapis. Hasil karyanya banyak diminati para kolektor dari berbagai daerah di Indonesia.

Martin, panggilan akrabnya sehari-hari. Dia adalah lulusan SMKN 1 Bawen jurusan Mesin Pertanian. Warga Krajan RT 01/RW 01, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini menekuni pembuatan miniatur bus secara otodidak sejak tahun 2012.

Pembuatan miniatur bus dengan bahan kayu lapis ini dilakukan sendiri. Unruk membuat satu unit miniatur bus membutuhkan selama 3 minggu. Hasil karyanya sangat detil dan dijual hingga sebesar Rp 2,5 juta/buah.

"Awalnya, saya suka dengan bus. Kesukaan terhadap bus itu sejak masih anak-anak, terus sewaktu SMK praktik lapangan di Solo dari sini (Bawen) naik bus," kata Martin saat ditemui di rumahnya
usai mengecat miniatur pesanan bus dari seseorang asal Ambarawa, Selasa (10/10/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menceritakan saat membuat miniatur bus untuk koleksi pribadi tersebut diketahui salah seorang temannya. Seorang teman tersebut kemudian meminta dibuatkan. "Ternyata senang dengan hasil karya saya," katanya.

Menurutnya untuk miniatur bus biasa dijual Rp1,5 juta. Sedangkan untuk bus yang tengah ngetren yakni model double decker lengkap dengan lampu bisa menyala dan ada replika mesin dihargai Rp 2,5 juta.

"Pertama buatan saya jual Rp 800 ribu. Terus saya memanfaatkan media sosial (medsos) baik Instagram maupun facebook untuk posting foto-foto miniatur bus," kata Martin yang pernah bekerja di toko tanaman daerah di kawasan Yogyakarta itu.

Usai pulang kerja di kos sewaktu bekerja di Yogyakarta, dia membuat miniatur bus dengan peralatan seadanya seperti pisau cutter, pengaris dan gergaji.

"Setelah saya berhenti bekerja, saya menekuni membuat miniatur bus ini. Pesanan pun terus berdatangan, rata-rata satu bulan buat 3 unit," tutur anggota komunitas Bis Mania Community itu.
Miniatur busMiniatur bus Foto: Eko Susanto/detikcom


Seiring lajunya perkembangan medsos, pesanan datang pula dari Jakarta, Medan, Pontianak maupun kota lainnya. Saat ini pun tren pesanan yang double decker. Selain itu, meminta dibuatkan kaca bus depan dobel seperti yang ngetren pada bus saat ini.

"Kalau untuk buat double decker modalnya habis sekitar Rp 700 ribu. Saya jualnya Rp 2,5 juta," kata Martin yang telah membuat sekitar 70 miniatur bus sejak tahun 2012 itu.

Dia menambahkan ilmu sewaktu sekolah di jurusan Mesin Pertanian sangat berguna dan mendukung. Hal itu ditunjukkan saat membuat skala untuk perbandingan, baik itu menyangkut panjang, tinggi maupun lebar bus.

"Bus jenis SHD tinggi 17,5 cm, DH tinggi 16,5 cm dan double decker 19 cm, untuk lebarnya sama 12,5 cm. Sedangkan panjangnya berkisar 60-67 cm," pungkas Martin (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads