Kadiv Humas Polri: Saat Meliput Wartawan Harus Mudah Dikenali

Kadiv Humas Polri: Saat Meliput Wartawan Harus Mudah Dikenali

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Selasa, 10 Okt 2017 16:38 WIB
Irjen (Pol) Setyo Wasisto. (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)
Semarang - Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Setyo Wasisto, berharap wartawan memperhatikan keamanan saat meliput dan melengkapi dengan identitas diri. Setyo menyebut dalam peristiwa penganiayaan wartawan oleh polisi di Banyumas kemungkinan karena tidak mengetahui korban merupakan wartawan.

"Tolong posisikan diri jangan pada sasaran konflik. Pahami juga ketika... Ini kan membubarkan (massa), diangkati, sementara diangkat ada orang nyoting-nyoting. Anggota tidak tahu siapa dia, maka ada kegiatan tidak terkontrol itu," kata Setyo dalam jumpa pers di Akpol, Semarang, Selasa (10/10/2017).

"Kita tidak akan menghalangi tugas kewartawanan. Tapi tolong rekan-rekan juga jangan menghalang-halangi tugas polisi, itu dilindungi undang-undang," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto menambahkan, dari informasi disebutkan saat pembubaran paksa, wartawan masuk ke area dan hendak mengambil gambar esklusif. Sehingga ketika terjadi kontak fisik, tidak bisa dihindari.

"Realitanya pada waktu pembubaran dengan cara mengangkat massa, rekan-rekan wartawan masuk ke dalam arena ambil gambar eksklusif, nah disitu terjadinya gesekan yang tidak bisa dihindarkan, yang sebetulnya tidak perlu terjadi. Unjuk rasa sampai malam mungkin situasi kondisinya sudah berbeda secara psikologis. Kita tetap akan lakukan penyelidikan," terang Rikwanto.

Penjelasan ini berbeda dengan keterangan saksi mata. Saksi melihat wartawan yang meliput saat itu membawa kartu identitas. Ada 4 wartawan yakni Agus Wahyudi (Suara Merdeka), Aulia El Hakim (Satelitpost), Maulidin Wahyu (Radar Banyumas), dan Darbe Tyas (Metro TV) sedang mengabadikan momen pembubaran aksi.

"Saat 4 wartawan tersebut berhasil mengabadikan atau mendokumentasikan momen tersebut, sejumlah oknum polisi dan Satpol PP, memaksa dan berusaha merampas alat kerjanya, seperti HP dan kamera. Bahkan, jika alat kerja tersebut tidak diserahkan dan gambar yang sudah diambil dihapus, telepon genggam dan kamera mau dibanting dan ada yang dirampas dibawa pergi," kata Agus Wahyudi wartawan Suara Merdeka yang berada di lokasi saat kejadian.

Bahkan Agus melihat wartawan Metro TV, diinjak-injak, ditendang dan dipukul oleh sekitar 10 aparat. Saat terdorong hingga tersungkur, jurnalis tersebut sudah memperlihatkan kartu persnya, namun tidak dihiraukan. (mbr/mbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads