Ini Kata Dosen AKPRIND Yogyakarta, Selama Membimbing Dwi Hartanto

Ini Kata Dosen AKPRIND Yogyakarta, Selama Membimbing Dwi Hartanto

Edzan Raharjo - detikNews
Selasa, 10 Okt 2017 16:18 WIB
Yuliana Rahmawati ST MT membimbing skripsi Dwi Hartanto di AKPRIND Yogyakarta. Foto: Edzan Raharjo
Yogyakarta - Dwi Hartanto mengenyam pendidikan S1 di Institut Sains & Teknologi AKPRIND (IST AKPRIND) Yogyakarta tahun 2001-2005. Namun kampus ini tak pernah diakui Dwi sebagai almamaternya.

Dosen pembimbing dari Dwi Hartanto menceritakan terkait sikap dan perilakunya selama menjalani bimbingan skripsi. Yuliana Rahmawati ST MT membimbing skripsi Dwi selama sekitar 6-8 bulan.

Ia menceritakan, Dwi Hartanto banyak bercerita tentang cita-citanya. Terutama adalah impianya untuk bisa kuliah ke luar negeri. Dan cita-cita tersebut sudah diraihnya. Adu argumen antara dosen dan mahasiswa yang terjadi, kata Yuliana masih wajar dalam perdebatan akademik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada waktu mahasiswa dia baik-baik saja, pada waktu interaksi bimbingan tidak ada yang aneh. Lebih banyak soal dia bercita-cita, impiannya itu kuliah ke luar negeri," kata Yuliana Rahamawati di IST AKPRIND di jalan Kalisahak No 28 Komplek Balapan Yogyakarta, Selasa (10/10/2017).

Menurutnya, Dwi Hartanto dikenalnya sebagai mahasiswa yang aktif dan nmengikuti beberapa kegiatan di kampus seperti masuk di tim robotika. Dalam bimbingan juga aktif dan tidak mengalami kendala yang berarti atau kesulitan apapun. Bahkan dia menilai Dwi merupakan mahasiswa yang cerdas yang menonjol di antara teman-temanya.

Yuliana Rahmawati berharap Dwi bisa memperbaiki sikap dan mengambil hikmah atas apa yang terjadi. Ia pun diharapkan bisa menebus apa yang telah ia lakukan yaitu meminta maaf ke kampusnya.

"Dia harus bisa menebus, dia datang ke kampus untuk minta maaf pada rektor dan civitas akademika," kata Yuliana.

Kasus ini juga menjadi bahan evaluasi. Terutama dalam menanamkan nilai ke mahasisa bahwa tidak cukup nilai akademik tinggi tetapi sikap adalah hal yang penting.

"Kami masih ingin dia bisa perbaiki sikapnya, Ibu mana yang tidak ingin anaknya menjadi baik. Saat ini harusnya bisa menjadi pelajaran buat dia," katanya.

"Harapan saya bisa berubah bisa perbaiki sikapnya dan untuk kompetensinya tetap bisa dikembangkan," katanya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads