Misalnya di Desa Petir Kecamatan Purwanegara. Di desa tersebut mayoritas warga sering mengkonsumsi leye untuk kebutuhan karbohidrat sehari-hari.
"Di desa Petir sudah dari dulu warga makan gaplek atau leye sampai sekarang," kata Kepala Desa Petir Carso Adiyanto, Senin (9/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Desa Petir mayoritas warga sering mengkonsumsi gaplek termasuk saya. Kalau setiap hari sih tidak, tetapi sering. Karena kalau beras itu tidak ada rasa pengen makan nasi beras, tetapi kalau gaplek atau leye itu kadang kepengin," jelasnya.
Hal serupa juga dikatakan Kades Kaliajir Kecamatan Purwanegara Zaenal Arifin. Menurutnya, kebiasaan ini ada di Desa Kaliajir dan sekitarnya seperti Desa Kalitengah, Jalatunda, Somawangi dan yang lainnya.
"Karena di daerah sini juga banyak petani singkong, jadi tidak heran kalau banyak warga yang hobi makan gaplek," tuturnya.
Saat ditanya soal dugaan gaplek beracun hingga mengakibatkan 2 warga tewas, Arifin menilai hal itu diakibatkan proses pembuatan yang kurang bersih. Sehingga munculkan kandungan berbahaya terhadap tubuh manusia.
"Kalau semua gaplek itu berbahaya jelas tidak, karena di sini banyak yang mengkonsumsi gaplek," tegasnya. (bgs/bgs)











































