Setiap harinya pukul 02.00 WIB, ia sudah bangun untuk memasak nasi yang akan dijualnya. Setelah itu, ia memandikan ketiga anaknya tersebut baru kemudian keliling menjajakan nasi bungkusnya dengan berjalan kaki.
"Tiap hari begitu kerjaan saya. Saat jualan, ketiga anak saya di rumah tidak ada yang menjaga," kata Mbok Jampi, d rumahnya Desa Kenceng Sidialit RT 3 RW 1 Kecamatan Welahan, Senin (9/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hanya saya yang bekerja. Sejak anak-anak sakit, dan suami meninggal setahun lalu, saya berusaha keras merawat anak-anak saya," tuturnya.
Uang hasil penjualan nasi hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, tidak dapat untuk membiayai pengobatan anak-anaknya. Diceritakannya, sejak mendapat musibah anaknya sakit pertama kali pada 1983, banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan.
"Tanah yang saya tempati ini juga sudah dijual kepada menantu. Jadi, hanya bangunan rumah yang punya saya, tapi tanahnya bukan," lanjut dia.
Selama suaminya, Supangat (70) masih hidup, sudah tiga kali menjual tanah demi membiayai pengobatan.
"Saya tidak tahu berapa harga tanah itu dijual. Tapi uangnya sudah habis untuk biaya pengobatan," ungkapnya.
Mbok Jampi berharap ketiga anaknya itu kembali sembuh dan hidup secara normal.
"Harapannya sembuh dan bisa kembali bekerja," harapnya.
Diwawancara terpisah, Kabid Perencanaan Desa Kenceng Sidialit, Danang Puji Santoso menuturkan pihak desa sudah berupaya membantu proses pengobatan ketiga anak Mbok Jampi. Yakni, SuTresno (40), Suheri (35), dan Margono (27).
"Empat bulan lalu sudah sempat dirawat di RSUD Kartini, dan saat ini menjalani rawat jalan," paparnya.
Diakuinya, kelurga Mbok Jampi memang belum pernah mendapat batuan dari pemerintah setempat.
"Belum pernah. Tapi sekarang anak-anak nya sudah mendingan dapat merespon jika diajak berdialog," imbuh Danang.
Sementara Kapolsek Welahan, AKP Rismanto saat menyalurkan bantuan di rumah Mbok Jampi menuturkan bahwa Mbok Jampi membutuhkan uluran tangan untuk meringankan beban kebutuhan hidupnya.
"Kami sudah dua kali memberikan bantuan sembako karena itu yang dibutuhkan, karena biaya pengobatan ada KIS (kartu Indonesia Sehat)," tutur dia.
Ia meminta pemerintah desa setempat untuk berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Jepara berkait bantuan atau penanganan.
"Kami siap membantu apa tang sudah menjadi kewenangan kami," tegasnya. (sip/sip)











































