Penanaman serentak itu dilakukan di Sumatera 153.000 hektar, Jawa 130.000 hektar, Kalimantan 27.000 hektar, Sulawesi 110.000 hektar dan NTT dan NTB 40.000 hektar. Lahan yang digunakan memanfaatkan lahan bekas pertambangan, perkebunan TBM, lahan kering, lahan bera, lahan tidur, lahan pasang surut dan sebagainya.
"Tadinya target swasembada kedelai di tahun 2019, tapi target kami majukan dan kami akan berupaya keras untuk pencapaiannya di tahun 2018," kata Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Kata Gatot Irianto, saat melakukan penanaman perdana kedelai di Kabupaten Grobogan, Jateng, dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (6/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Grobogan masuk dalam program 500.000 hektar dengan luas area tanam 17.000 hektar. Potensi besar varietas Grobogan dengan keunggulan usia tanaman yang pendek 76 hari, berat biji kedelai 18 gram per 100 biji dan rata rata produksi 3,4 ton hektar menjadikan Kabupaten Grobogan sebagai sentral penghasil kedelai berkualitas.
"Untuk menjadikan Grobogan pusat kedelai nasional maka areal 20.000 hektar ditingkatkan menjadi 100.000 hektar. Hal ini juga akan mengurangi ketergantungan impor kedelai secara bertahap," lanjut Gatot.
Dalam kesempatan tanam perdana bersama petani, Gatot kembali mengingatkan pentingnya peran petugas Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) menggunakan open camera agar data pertanian tercatat dengan baik karena selama ini banyak data penanaman yang belum tercover.
Saat ini Grobogan adalah penghasil kedelai terbesar di Jawa Tengah dengan kontrobusi sebesar yaitu 30% untuk Jateng dan 4,9 % untuk kebutuhan nasional. (mbr/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini