Disela-sela tugasnya sebagai Babinsa di Desa Jembungan, Sertu Joko tak canggung maupun malu ketika dimintai tolong masyarakat untuk memijat. Tak hanya warga biasa, bahkan kepala desa dan guru pun banyak yang meminta pijat kepadanya.
"Pijat khusus cedera, lelah, badan pegal-pegal, keseleo, insyaallah sembuh," kata Joko Suprihatin ditemui detikcom di rumahnya, Kamis (5/10/2017) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku, bisa memijat itu sejak masih muda. Saat masih sering ikut lari di TC Tri Lomba Juang, dia bertemu dengan guru olahraga yang juga pintar memijat. "Namanya Pak Sapari, terus saya diajari. Tidak lama belajar karena karena memang sudah sering memijat."
Saat bertugas di Magelang, dia juga sering memijat atlet-atlet sepak bola yang cedera. Profesi lain sebagai wasit sepak bola membuatnya dekat dengan para pemain sepak bola. Sebagai wasit sepak bola nasional, Sertu Joko Suprihatin memiliki sertifikat C1 Nasional.
Apakah dia menarik ongkos untuk keahliannya memijat? Ternyata tidak. Keahliannya itu tidak digunakan untuk menambah penghasilan. Tidak digunakan sebagai pekerjaan sampingan.
"Saya memang tidak memasang papan (jasa pijat), karena memijat ini saya gunakan untuk persaudaraan saja," ujarnya.
![]() |
Sedangkan untuk menambah penghasilan keluarga, dia bersama istrinya, Tri Evi S, membuka warung bubur tumpang di rumahnya setiap sore hari. Jika tidak sedang tugas, dia membantu istrinya di warung. "Alhamdulillah dari warung ini bisa menambah penghasilan untuk biasa sekolah anak."
Joko masuk TNI pada tahun 2007 sebagai Tamtama. Pertama kali tugas di Demlat Akmil Magelang, hingga tahun 2012. Kemudian dipindah ke Kodim 0724/Boyolali dan ditempatkan di Koramil Banyudono, bertugas sebagai Babinsa di Desa Jembungan. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini