Pakar Politik Undip, M Yulianto, menyebut Jawa Tengah beda dengan daerah lain salah satunya karena tipikal orang Jawa yang mengenal terminologi 'sluman slumun slamet' atau menghindari konflik jika dilihat dari sisi sosiopolitik.
"Secara sosiopolitik, ada terminologi adem ayem, sluman slumun slamet, alon-alon waton kelakon, menghindari konflik," kata Yulianto kepada detikcom, Kamis (5/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gubernur itu dianggap fungsinya hanya koordinator dari daerah ke pusat," tandasnya.
Sedangkan dari dinamika politik, lanjut Yulianto, PDIP masih mendominasi dan dijadikan referensi oleh partai lain. Karenanya, rekomendasi PDIP terkait calonnya ditunggu-tunggu partai lainnya untuk mengatur strategi.
"PDIP menjadi sorotan, siapa yang akan ditampilkan akan menjadi referensi untuk menghadapinya," jelas Yulianto.
"Partai lain sudah melakukan komunikasi politik, masih sharing dan timang siapa calon yang marketable," imbuhnya.
Dari proporsi dinamika politik di Jawa Tengah, idealnya ada 3 sampai 4 pasangan calon yang akan maju pada Pilgub Jateng 2018. Namun tidak menutup kemungkinan justru akan head to head.
"Jika head to head maka ada dari PDIP dan non-PDIP," tandasnya.
Dari wacana publik yang didalami oleh Yulianto, setidaknya ada 4 tokoh yang menonjol untuk diusung di Pilgub Jateng tahun depan. Salah satunya adalah petahana, Ganjar Pranowo.
"Pertama Ganjar karena petahana, kedua ada Musthofa yang sudah rajin blusukan, ada juga Marwan Jafar didukung PKB partai terbesar kedua di Jawa Tengah. Ada juga Sudirman Said yang mewakili profesional," terang Yulianto.
Beberapa tokoh juga dianggap mumpuni maju dalam ajang Pilgub Jateng meski belum ada wacana ke sana. Menurut Yulianto salah satunya adalah Yoyok Riyo Sudibyo, mantan Bupati Batang.
"Yoyok Riyo itu punya pengalaman dalam pemerintahan dan masih jadi perbincangan," tegasnya.
Sedangkan tokoh nasional yang disebut-sebut masuk radar yaitu Kepala BNN Komjen Budi Waseso (Buwas). Namun menurut Yulianto, Buwas belum memiliki pengalaman berpolitik dan kepastian kendaraan yang akan mengusungnya pun belum ada.
"Jenderal Buwas (Budi Waseso) tokoh nasional di kepolisian, memang iya. Dalam politik belum. Juga nanti siapa yang bawa," katanya.
Yulianto memperkirakan Pilgub Jateng baru mulai menghangat Januari 2018 atau ketika pendaftaran calon ke KPU Jawa Tengah.
"Jawa Tengah itu memang step by step, alon-alon kelakon. Diibaratkan Jawa Tengah itu melaju 30 km/jam, beda DKI yang 80 km/jam, Jawa Barat 60 km/jam, Jawa Timur 65 km/jam," pungkas Yulianto.
Saat ini dinamika Pilgub Jateng memang belum panas, namun setidaknya ada 19 nama yang menyatakan berminat menjadi cagub atau cawagub lewat PDIP termasuk petahana Ganjar Pranowo.
Nama lainnya yaitu mantan Menteri Desa, Marwan Jafar, yang didukung PKB. Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, sempat berkeinginan memasangkan Marwan Jafar dengan mantan Menteri ESDM, Sudirman Said, dengan sebutan 'Magadir', singkatan dari Marwan Gandeng Sudirman.
Namun dua pekan lalu Sudirman Said menjadi salah satu tokoh alternatif untuk diusung Partai Gerindra. Sudirman Said dan Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono, masih terus bersosialisasi untuk mendapatkan rekomendasi dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. (alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini