Sapi milik Supar Mentolo, warga Dukuh Mudal, Desa Telogo, Kecamatan Prambanan, Klaten itu menjadi juara untuk kategori penggemukan sapi peranakan ongole (PO).
"Ini beratnya 870 kilogram, umurnya 4,5 tahun," kata Supar Mentolo, Rabu (4/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sapi-sapi berukuran besar itu menjadi perhatian para pengunjung. Tak sedikit pula yang berfoto dengan sapi-sapi yang menjadi juara I. Bahkan, ada pula yang naik ke punggung sapi untuk berfoto.
![]() |
Sejumlah sapi, khususnya sapi PO memang bisa ditunggangi layaknya kuda. Sapi-sapi tersebut sudah terbiasa diajak jalan dan ditunggangi. Sapi itu juga sudah biasa digunakan untuk menarik gerobak.
Seperti sapi milik Wiyono, warga Kecamatan Kemalang, Klaten ini. Sapi yang menjadi juara I untuk kategori pejantan PO itu, digunakan pengunjung untuk berfoto dengan menunggang di punggungnya.
Sapi itu pun tak berontak ketika ada yang naik ke punggungnya. Namun tetap tenang, sehingga pengunjung bisa dengan tenang pula berfoto diatas sapi.
Setelah penyerahan hadiah dan piala, sapi-sapi dan ternak kambing yang menjadi juara itu pun parade di depan panggung utama.
"Kalau dijual berapa ini?" tanya Ganjar sembari menepuk kepala sapi bernama Gombloh.
"Untuk Pak Ganjar Rp 75 (juta) nggak apa-apa," jawab pemiliknya yang langsung ditimpali Ganjar,
"Untuk saya? Sing arep tuku sopo?" kata Ganjar sembari tersenyum.
Sapi milik Widido asal Boyolali berhasil menjadi juara I untuk kategori indukan PO dan milik Sutarno dari Kebumen menjadi juara I kategori calon induk. Kategori sapi persilangan juara I diraih Rudi, warga Boyolali.
Selain sapi, kontes ternak juga memperlombakan untuk kambing peranakan etawa kategori pejantan, calon pejantan, induk dan calon induk. Sedangkan untuk ayam kedu, kategori kedu jantan dan kedu betina serta lomba ayam bangkok. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini