Motif batik ini menjadi ikon Kabupaten Purworejo berciri klasik namun kekinian. Motif adipurwo cenderung bercorak terang dengan ikon ciri khas Purworejo yakni bedug, makanan khas clorot serta buah manggis dan durian.
Bedug yang ada di masjid di Kabupaten Purworejo yang terbesar di dunia. Ada clorot yang merupakan makanan tradsional khas Purworejo. Selain itu ada motif buah andalan dari Purworejo yakni durian dan manggis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Desa Cangkrep Kidul, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah itu, sudah belajar dalam dunia batik sejak tahun 2012. Kini ia sudah berhasil mengembangkan batik khas Purworejo bahkan hingga dipesan sampai benua Eropa.
![]() |
"Alhamdulillah, batik adipurwo banyak peminatnya. Sudah banyak yang pesen mulai dari kota-kota di Jawa seperti Yogyakarta, Jakarta, Kalimantan, Bali, Hongkong, Jepang hingga Perancis," katanya.
Dia mengatakan batik khas Purworejo ini dihargai sekitar Rp 200 ribu per lembar dengan ukuran lebar 115 cm dan panjang 250 cm. Batik itu juga digemari kawula muda karena memiliki corak yang cenderung terang.
Ganjar pun kini tengah mencoba motif baru yang ia beri nama motif mangrove. "Motif mangrove baru dicoba, mudah-mudahan bisa laris juga," katanya.
Ia berharap batik khas Purworejo akan tetap laris dan diminati pasar dari semua kalangan baik tua dan muda. Saat ini dukungan dari pemerintah kepada seluruh pengrajin batik juga sangat diharapkan.
"Dulu setiap Rabu seluruh instansi pakai batik, tapi ada aturan baru kalau hari Rabu harus pakai hitam putih. Akhirnya baju batik dipakai hari Kamis, namun tidak semua instansi diharuskan pakai, tidak seperti dulu, jadi yang pakai batik Purworejo kan agak berkurang," tuturnya.
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini