Gubernur Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN), Ermaya Suradinata, mengatakan tes sudah dijalani calon Praja di daerah dan juga tingkat pusat. Di Akpol pun dilakukan pemeriksaan luar dan korban dinyatakan baik.
"Jadi pemeriksaan dilakukan di daerah itu kerjasama dengan Rumah Sakit Angkatan Darat, ada yang Angkatan Laut. Kemudian yang lebih lengkap di pusat dengan teknologi canggih, hasilnya baik," kata Ermaya di RS Bhayangkara Semarang, Minggu (1/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prosedur menanyakan kondisi kepada calon Praja sebelum latihan dimulai juga sudah ditempuh. Gubernur Akpol, Irjen Rycko Amelza Dahniel, menambahkan ternyata korban sempat mengeluh sakit sesak napas kepada rekannya. Hal itu menjadi petunjuk dan akan dipastikan dengan otopsi di RS Bhayangkara Semarang.
"Catatan selama mengikuti kegiatan di Akpol tidak ada catatan pernah berobat, tidak mengeluh sakit. Bahkan berat badan bertambah, sehat," kata Rycko.
"Petunjuk kita almarhumah ada asma dan tensi tinggi waktu penerimaan IPDN, 130/80, untuk anak 17 tahun itu cukup tinggi," imbuhnya.
Untuk diketahui, Dea tumbang setelah latihan lari di lapangan Resimen Akpol. Ia dibawa ke RS Akpol untuk pertolongan pertama. Namun nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal pukul 08.15 WIB.
Untuk mengetahui penyebab pasti kematian akan dilakukan optopsi dalam dengan persetujuan dari keluarga. Namun saat ini keluarga dari Lampung masih transit di Jakarta dan hendak ke Semarang.
"Orangtua baru sampai Jakarta, ibunya ada riwayat sakit jantung," tandas Rycko. (alg/mbr)