"Diberitahu Pak Katamso ada di Kentungan, Pak Giyono (Kolonel Sugiono) langsung menelpon Ibu Sugiono pamit tidak bisa makan siang di rumah. Karena langsung ke Kentungan untuk mencari Pak Katamso," ujar putra keenam Sugiono, Ganis Priyono saat berbincang dengan detikcom di kediamannya di Kota Baru, Yogyakarta, Jumat (26/9/2017).
Siapa sangka dering telepon itu adalah yang terakhir kalinya. Ganis mengaku cerita ini didapatkan dari sang ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sugiono kemudian menyusul Katamso ke Kentungan. Namun bukan komandannya yang ditemuinya, dia justru dibunuh. Tubuhnya kemudian dilempar ke dalam sebuah lubang yang di dalamnya sudah ada jenazah Katamso.
"Karena diseret, maka pakaian, jasnya rusak-rusak. Sampai di Lubang Pak Sugiono langsung dilempar ditempat yang sama diatasnya pak Katamso," tutur Ganis.
Ganis bercerita, sang ayah masih hidup saat tubuhnya dilempar ke dalam lubang.
"Begitu Pak Sugiono dilempar, Pak Giyono seperti masih bernafas, seperti suara mendengkur, begitu ada suara itu langsung para PKI melempar kepala Pak Sugiono dengan batu yang lumayan besar. Begitu Pak Sugiono meninggal, mereka kemudian bernyanyi-nyanyi berpesta di situ," ceritanya.
Selang beberapa hari, para staf mencari keberadaan Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiono tetapi keberadaanya tidak diketemukan. Istri Kolonel Sugiono juga sudah berkomunikasi dengan istri Brigjen Katamso dan sama-sama tidak mengetahui keberadaanya.
Kemudian ada salah satu staf yang memberi tahu dimana keberadaan kedua perwira tersebut. Kedua perwira tersebut ternyata dibunuh dan dimasukan ke dalam lubang yang di atasnya ditanami pohon pisang yang berbuah tetapi layu.
Pohon tersebut kemudian dicabut, tapi ternyata pohonnya hanya ada separuh tanpa akar. Mereka kemudian baru sadar bahwa di tempat tersebut ada lubang yang dibuat untuk persiapan pembunuhan.
"Akhirnya pagi-pagi buta jam 05.00 pagi dicangkul tempat itu dan ditemukan Pak Sugiono dan Pak Katamso di tempat itu. Waktu dieksekusi, Pak Sugiono masih memakai pakaian dinas komplit, ada nama ada pangkat, jadi jelas itu Pak Sugiono. Dan didompetnya surat-surat juga masih komplit. Setelah jenazah diangkat kemudian dibawa ke Makorem," kata Ganis. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini