"Kalau pas ada angin, airnya kan sampai terciprat kesini, jadi aromanya juga makin kuat. Tapi kalau pas anginnya berlawanan, ya ga tercium baunya. Saya baru sekira 5 menit, tapi ini sudah mulai merasa pusing," tutur salah seorang warga Randublatung, Sulistyo, Rabu (27/9/2017).
Warga menilai bau yang ditimbulkan dari cairan semburan tersebut menyerupai aroma gas. Terlebih jika tiupan angin cukup kencang, yang membuat aroma cairan tersebut kian menyengat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada diungkapkan warga lainnya, Ismail. Dia mengaku khawatir cairan tersebut mengandung zat-zat beracun yang dapat membahayakan dirinya termasuk warga sekitar. Ia yang sempat mengecek kondisi cairan saat pertama kali terjadi semburan menggambarkan kondisi cairan tersebut berwarna cenderung keruh, rasanya asin, dan berbau semacam gas.
"Kalau kita warga yang sudah tebiasa sedikit banyak cium aroma seperti ini sudah semacam kebal, tapi sebenarnya ya khawatir kalau berbahaya, utamanya bagi anak-anak," ungkapnya saat ditemui detikcom.
Hingga hari ke-6, semburan air yang terjadi masih aktif. Air menyembur menjulang ke atas sekira 20 meter dari permukaan tanah. Warga khawatir jika semburan terus menerus terjadi dan bisa mengakibatkan kejadian yang tidak diinginkan. (sip/sip)











































