Salah seorang pedagang, Yudi Prasetyio (52), di Jalan Malioboro mengaku hanya bisa mengikuti karena sudah menjadi program pemerintah kota Yogyakarta. Apabila setiap Selasa Wage harus libur, ia mengaku juga tidak bisa menolaknya.
"Sebenarnya ya eman-eman (sayang), harusnya kan jualan. Tapi karena sudah program pemerintah ya gimana lagi," kata Yudi saat ikut kerja bakti di jalan Malioboro, Selasa (26/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya PKL yang ada di sisi barat Jalan Malioboro saja jumlahnya 1.300-an. Belum lagi di sebelah timur Jalan Malioboro.
"Sebenarnya kalau setiap bulan libur ya berat. Tapi kalau seperti itu sudah jadi program, gimana lagi kita nggak bisa apa-apa," kata Yudi.
Ketua Paguyuban Lesehan Malam Malioboro, Sukidi mengatakan libur satu hari setiap bulannya bagi semua pedagang di Malioboro sudah menjadi kesepakatan komunitas Malioboro. Ia mengakui dari sisi pendapatan memang rugi tetapi hal itu sudah menjadi kesepakatan bersama. Kesepakatan libur dan bersih-bersih ini sebenarnya juga sudah diatur dalam Peraturan Wali Kota Yogyakarta.
"Kalau setiap Selasa Wage libur untuk reresik (bersih-bersih), kami mendukung. Untuk libur hari ini sudah kesepakatan, kalau ada yang buka kita ingatkan dan kita tutup," kata Sukidi.
Kepala UPT Malioboro, Syarif Teguh mengatakan, jumlah PKL disepanjang jalan Maliboro mencapai 2 ribuan. Menurutnya ini baru tahap awal untuk yang berjualan di ruko-ruko tetap buka. Hanya PKL yang di depan pertokoan yang libur.
"Inikan baru awal, ada prosesnya, ada evaluasi," kata Syarif. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini