Mbah Ledjar meninggal di usia 80 tahun di RS Panti Rapih Yogyakarta, Sabtu (23/9/2017) 11. 55 WIB. Jenazah almarhum selanjutnya dibawa ke duka di Sosrokusuman, RT 15 RW 5, Danurejan, di Jalan Mataram, Yogyakarta.
Nur Fitrianto, cucu Mbah Ledjar, mengatakan kakeknya mengalami sesak napas dan selanjutnya dilarikan ke rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selama hidupnya, Mbah Ledjar mengabdikan dirinya pada dunia pewayangan, khususnya wayang kancil. Selain menerima undangan di dalam negeri, dia juga sering mendapat undangan mendalang di luar negeri. Berbagai penghargaan tingkat lokal maupun nasional juga sering dibberikan kepada Mbah Ledjar.
"Mbah Ledjar pernah berpesan agar wayang kancil selalu dihidupkan. Meskipun nanti rumah ini digusur, agar wayang kancil tetap lestari," kata Sulastri, kemenakan almarhum, di rumah duka.
Untuk melestarikan wayang kancil, Mbah Ledjar berharap kepada Nanang, salah satu cucu keponakanya Nanang yang saat ini sedang berada di Jepang. Nanang dinilainya mewarisi jiwa seni keluarga, khususnya di dunia pedalangan.
Karangan bunga dan para pelayat sudah berdatangan di rumah duka. Jenazah Mbah Ledjar rencananya akan di makamkan pada Minggu (24/9) besok di Pemakaman Kuncen Yogyakarta.
Wayang Kancil adalah salah satu jenis wayang kulit Jawa dengan boneka berukuran kecil. Tokoh-tokoh dalam wayang kancil adalah berbagai macam hewan, meskipun ada juga sedikit tokoh berwujud manusia. Cerita yang dipakai adalah seputar kehidupan masyarakat sekitar hutan maupun dunia fabel. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini