Ratusan warga Desa Bebel, Kecamatan Wonokerto, menggelar parade budaya pesisir dengan membatik motif khas pesisir.
Hamparan kain dibentangkan di sepanjang jalan desa. Sebanyak 450 warga yang kebanyakan wanita ikut serta di acara ini.
Parade Budaya Pesisir di Pekalongan. Foto: Robby Bernardi |
"Kalau sini kan para suami nelayan, sedangkan para istrinya membatik. Jadi motifnya ya tidak lepas dari lautan, Mas. Ini tadi kita sudah membatik sejak pagi tadi," kata salah seorang warga yang ikut membatik, Rastiah (39) kepada detikcom, Jumat (22/09).
Meski terik matahari mulai menyengat, namun tidak melumpuhkan semangat para ibu-ibu dan pemuda warga Desa Bebel ini. Berbagai cara dilakukan untuk melindungi diri dari panas, dari sekedar menggunakan kain maupun payung.
"Kita tetap semangat. Kebetulan hari Jumat ini kan libur bagi para pekerja batik, jadi kita selesaikan colet (membatik) ini sampai selesai. Karena setiap RT hasilnya akan dilombakan," tambah Wasriah (55).
Sebagian besar pesertanya perempuan. Foto: Robby Bernardi |
Muhamad Agung Wibowo (27), pengurus karang taruna Desa Bebel, menjelaskan, ide kreatif melukis batik terpanjang di dunia ini muncul dari para pemuda warga desa setempat. Tujuanya, guna kembali menggairahkan para pecinta batik di Pekalongan.
"Kalau kegatan ini, baru pertama dan akan dijadikan kegiatan tahunan. Ini karena antusias warga, terutama ibu-ibu dalam memberikan ide kretif dalam motif batik pesisir," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengingat yang membatik ratusan warga yakni sekitar 450 warga, tentunya akan tercipta satu kain dengan aneka ragam motif batik.
"Inilah yang kita tuju. Keberagaman motif batik, perbedaan cara membatik, menjadi keindahan tersendiri dalam batik terpanjang ini. Ini melambangkan perbedaan apapaun akan menjadi keindahan dan kain panjang ini sebagain pemersatunya," pungkas Agung. (sip/bgs)












































Parade Budaya Pesisir di Pekalongan. Foto: Robby Bernardi
Sebagian besar pesertanya perempuan. Foto: Robby Bernardi