Penyerahan bantuan dilakukan di Kantor Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Kota Semarang. Sesampainya di lokasi acara, Susi yang didampingi Dirjen Perikanan Tangkap Sjarief Widjaja dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo langsung menyapa para nelayan yang memakai kaos seragam merah muda.
Bantuan yang diserahkan yaitu 690 paket bantuan alat tangkap ikan ramah lingkungan berbagai tipe untuk sejumlah daerah. Selain itu juga dilakukan simbolis penyerahan klaim asuransi nelayan dengan total mencapai Rp 1,2 miliar.
![]() |
Susi menjelaskan bantuan diberikan untuk nelayan dengan kapal dibawah 10 GT. Target penyelesaian penyerahan bantuan kepada 7.250 nelayan sampai 31 Desember 2017 dan kini sudah 30% prosesnya.
"Sudah 30% dari total 7.250. Yang sudah dikasih baru 2.000-an," tandas Susi.
![]() |
"Tahun kemarin ada nahkoda dari Jepara datang ke kantor ibu (saya). Niatnya ganti alat tangkap, sekarang penghasilannya 80 ton dari laut Aru, sebulan. Ikannya ikan mahal," ujar Susi dalam bahasa jawa.
Agar nelayan bisa sampai ke laut Aru atau Natuna, Susi juga siap memberikan bantuan kapal asalkan dibentuk koperasi dengan anggota minimal 50 nelayan. Ia pun berharap agar ikan-ikan kecil seperti Rucah tidak diambil agar ikan-ikan besar datang.
"Pelarangan (cantrang) bukan untuk menghentikan mata pencaharian, tapi untuk mengalihken. Kan bukan melarang (melaut) sama sekali," tegasnya.
Usai acara penyerahan bantuan, Menteri Susi dan para pejabat melakukan simbolis pemusnahan cantrang. Susi memegang gunting besar dan memotong cantrang yang dibentangkan. (alg/sip)